Tali Pusat, Terapi Alternatif Transplantasi Sementara

Ilustrasi penelitian.
Sumber :
  • Pixabay/Herney

VIVA – Banyak yang mencatat ragam fungsi dari tali pusat untuk kesehatan. Bahkan, tali pusat disebut-sebut mampu menjadi terapi transplantasi sementara untuk beberapa penyakit.

Tali pusat merupakan salah satu organ yang dapat dikembangkan untuk menjadi stem sel. Tali pusat bisa disimpan usai dikeluarkan langsung saat proses kelahiran berlangsung.

"Plasenta yang dikeluarkan, diturunkan hingga 80 cc, disimpan dan dilindungi dengan sel sitoprotektor. Di situ nanti dievaluasi jumlah sel punca yang dimiliki ada berapa, lalu dikultur dan disimpan dalam suhu -180 derajat celsius," ujar Ketua Pelaksana 2nd Open Scientific Meeting, Dr. dr. Cosphiadi Irawan, SPPD-KHOM, dalam penandatanganan MoU 3 Partit Pelayanan Berbasis Sel Punca, di IMERI, Jakarta, Jumat 10 November 2017.

Cosphiadi melanjutkan, fungsinya masih harus dikaji lebih dalam. Namun, ia menyebutkan efek stem sel tali pusat kemungkinan bisa digunakan ùntuk transplantasi.

"Untuk transplantasi, sudah kami gunakan pada infark jantung akut luas dan gagal jantung kronis. Hasilnya, ada perbaikan pada organ tersebut. Serta, pada diabetes ada perbaikan dalam 12 bulan meski setelah itu ada perawatan lebih lanjut," paparnya.

Meski begitu, harus ada perawatan lanjut pada kasus transplantasi sementara ini. Sebab, keefektifan dari stem sel masih terus didalami untuk dilihat perkembangannya.

"Sel punca sudah digunakan pada penelitian berbasis pelayanan. Ada cost sharing yang diharapkan bisa dimanfaatkan untuk semi transplantasi, yaitu untuk perbaikan dulu dan pencegahan perburukan,” ujarnya.

“Tapi, tetap harus dilihat perawatan lebih lanjut karena pemakaian stem sel membutuhkan kerja sama dari banyak multidisiplin (dokter spesialis)," tuturnya.