Pemanasan Global, Picu Nyamuk Berkembangbiak

Gigitan nyamuk.
Sumber :
  • Pixabay/Nuzree

VIVA – Jangan heran, saat perubahan cuaca ekstrem, nyamuk terasa makin mengganas. Ternyata, menurut studi, cuaca dan suhu yang berubah dengan sangat cepat, membuat nyamuk lebih agresif menggigit manusia.

Saat perubahan cuaca terjadi, ternyata nyamuk mampu beradaptasi dengan baik. Nyamuk beradaptasi dengan cara membuat tubuhnya menjadi lebih kecil dan menciut.

"Pemanasan global yang membuat perubahan suhu ekstrem terjadi, membuat nyamuk beradaptasi dengan perubahan cuaca itu melalui tubuhnya yang mengecil. Dengan begitu, mereka bisa makin lihai bergerak dan menyedot darah manusia lebih banyak," ujar Brand Ambassador HIT, Lula Kamal, Dalam peluncuran HIT Expert dengan formula baru, di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis 9 November 2017.

Lula memaparkan, perubahan cuaca turut membuat nyamuk semakin sering berkembang biak. Terlebih, genangan air yang banyak, membuat sarang nyamuk untuk bertelur semakin tersebar luas.

"Suhu panas membuat nyamuk menjadi sering kawin dan banyak bertelur. Penelitian menemukan, suhu panas membuat siklus dewasa nyamuk lebih cepat. Nantinya, di genangan air usai hujan, nyamuk menyimpan telurnya di situ," lanjut lula.

Apalagi, Indonesia yang cenderung lembap dan panas, memicu pertumbuhan nyamuk semakin ganas. Hal ini, membuat Lula langsung sigap melakukan langkah pencegahan penyakit terkait nyamuk pada keluarganya.

"Pakai baju lengan panjang, pakai anti nyamuk yang bisa langsung oles dan ruangan rumah yang diberikan aroma yang membuat nyamuk tidak betah. Kalau bisa, jangan ada tempat penampungan air. Di rumah saya, aplikasikan shower agar kamar mandi terus kering." (asp)