Kenali Tanda Tersembunyi Ketika Diri Sendiri Alami Depresi
- Reuters
VIVA – Perubahan pada perasaan biasanya dikenali dengan kondisi depresi. Sayangnya, tidak banyak yang memahami dan mengenali perubahan tersebut sehingga terlambat ditangani.
Kasus kematian karena bunuh diri yang berakar dari depresi, juga sudah marak terjadi. Hal ini tidak memandang usia, gender, maupun jabatan. Semua orang rentan mengalaminya.
Namun, yang patut disayangkan, tidak banyak yang memahami gejala depresi yang ditunjukkan oleh tubuh. Padahal, jika peka terhadap perubahan tersebut, angka bunuh diri bisa diminimalisasi.
"Perubahan pertama kali itu dari ceria menjadi murung. Tidak selalu murung, kadang perubahannya nampak seperti uring-uringan dan juga sensitif. Pokoknya, gejala intinya itu perubahan pada perasaan menjadi negatif," ujar Dokter spesialis kesehatan jiwa, dr. Nurmiati Amir SpKJ, kepada VIVA.co.id di Jakarta, Rabu 18 Oktober 2017.
Selain itu, perubahan secara fisiologis biasanya mengiringi kondisi depresi antara lain sakit kepala, sakit perut, hingga sulit tidur. Hal ini tentu saja berdampak pada perubahan aktivitas yang menjadi terganggu.
"Segala perubahan yang terjadi itu memicu terganggunya fungsi-fungsi seperti pekerjaan, akademik, dan sosial. Saat mengalami perubahan rutinitas ini, waspadai tubuh mengidap depresi," paparnya.
Perubahan suasana hati dan disertai perubahan rutinitas, menjadi tanda tubuh yang sudah terjangkit depresi. Itu berarti tubuh membutuhkan pertolongan sesegera mungkin sebelum hal-hal yang negatif terjadi seperti kasus bunuh diri.
"Depresi ini jangan dijadikan stigma buruk ya, harusnya semua orang memahami bahwa depresi bisa terjadi pada siapa saja sehingga tidak ada rasa malu untuk mengakui penyakit ini. Pertolongan pertamanya yaitu saat merasa perubahan tersebut, segera minta bantuan orang terdekat untuk diajak konsultasi ke psikiater. Semakin cepat diobati, semakin mudah disembuhkan."