Lima Mitos Cacingan yang Wajib Diketahui

Ilustrasi Cacingan
Sumber :
  • Pixabay/ Agnes_Karikaturen

VIVA – Banyak opini beredar terkait penyakit cacingan. Sayangnya, kabar burung yang berembus, tidak disertai fakta secara ilmiah dan medis.

Indonesia merupakan negara dengan kasus penyakit cacingan yang cukup banyak. Di ibu kota sendiri, kasus cacingan paling banyak menimpa kawasan Jakarta Timur dengan angka hampir 50 persen. Hal ini kemungkinan dipicu oleh banyaknya mitos yang beredar di telinga masyarakat.

Untuk lebih memahami seluk beluk cacingan, berikut mitos dan fakta yang dituturkan oleh Head of Medical Affairs, PT. Johnson&Johnson, dr. Rospita Dian, dalam temu media bersama Combantrin, di kawasan Gatot Subroto, Jakarta.

Penyakit cacingan gejalanya gatal di anus

Cacing kremi ditengarai menjadi pemicu dari gejala gatal ini. Perlu dipahami, cacing kremi berkembang biak di usus besar dan bertelur di area anus saat malam hari.

"Jadi, dia turun dahulu ke area anus untuk bertelur, makanya telurnya banyak di sekitar anus. Bukan lagi nyampur di tinja. Maka, gejalanya gatal di malam hari dan bikin sulit tidur," ujar Rospita.

Cacingan bukan penyakit menular

Faktanya, cacingan dapat menjadi penyakit dalam satu keluarga. Hal ini disebabkan mudahnya penyebaran telur cacing sehingga membuat penularan dapat terjadi.

"Pada kasus cacing kremi, biasanya kuku yang dipakai menggaruk anus yang gatal, membuat penyebaran telur cacing mudah terjadi. Maka, itu sebabnya harus mencuci tangan dulu dengan air mengalir dan sabun, agar membasmi cacing yang mungkin ada di kuku," paparnya.

Parutan kelapa picu cacingan

Pada dasarnya, tidak ada makanan spesifik yang memicu penyakit cacingan. Sama halnya dengan parutan kelapa yang tidak dapat menyebabkan cacingan terjadi.

"Asal makanannya tidak terkontaminasi telur cacing, maka tidak sebabkan infeksi. Bukan masalah makanannya, tapi kontaminasinya dengan tanah," kata dia.

Cuci tangan basmi cacing tanah

Mencuci tangan dengan sabun merupakan perilaku hidup bersih dan sehat yang mesti dijalani. Hal ini dapat mencegah cacing tanah yang menempel di area kuku dan jari.

"Jangan pakai hand sanitizer. Harus pakai air mengalir agar cacingnya turun ke bawah dan pakai sabun agar yang tidak lagi lengket," jelasnya.

Cacingan bisa menular dari ibu ke janin

Ibu hamil yang cacingan, dikhawatirkan dapat mengalami anemia karena beberapa sifat cacing yang dapat menghisap darah. Namun, hal ini tidak berarti membuat penularan cacingan pada ibu ke janin.

"Ibu hamil yang cacingan, bisa sebabkan gangguan pertumbuhan janin karena dipicu oleh anemia yang terjadi pada ibu. Kalau nular itu tidak ya, karena cacing kan di usus, jadi terhalang untuk ke janin."