Studi: Silase Jagung Hambat Pertumbuhan Bakteri Patogen
- Pixabay/Unsplash
VIVA.co.id – Tak hanya lewat udara, bakteri juga mampu menyebar lewat konsumsi makanan. Salah satunya lewat hewan ternak dan hewan potong yang berpotensi menyebarkan bakteri patogen pada manusia. Bakteri patogen adalah bakteri yang mampu menyebabkan penyakit dan dapat menyebar. Karenanya penanganan kesehatan hewan ternak dan hewan potong untuk konsumsi harus diperhatikan.
Berdasarkan penelitian, Bakteri Asam Laktat (BAL) diketahui dapat berperan penting dalam menghambat bakteri patogen terutama yang terdapat pada hewan. Bakteri asam laktat biasanya digunakan sebagai agen biopreservasi maupun sebagai agen antidiare melalui aktivitas metabolitnya.
Sehingga pakan ternak yang difermentasi BAL mampu mencegah kontaminasi bakteri Salmonella. Bakteri asam laktat juga dapat menghambat pertumbuhan Clostridia dalam bahan pakan ernak dan mampu memutus siklus rantai penyebaran Escherichia coli dalam pakan.
Silase merupakan produk hasil fermentasi yang tidak hanya menghasilkan pakan yang awet namun juga dapat menghasilkan asam organik dan BAL yang dapat dipakai sebagai sumber feed additive potensial dan ekonomis. Kajian terdahulu menunjukkan bahwa pakan unggas yang difermentasi menjadi silase mampu memberikan hasil yang sebanding dengan pakan bentuk kering.
Peneliti dari Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (Fapet IPB), Prof. Nahrowi, Dr. M. Ridla, dan peneliti dari Fakultas Kedokteran Hewan IPB, Prof.Dr. Agus Setiyono melakukan penelitian terkait silase jagung.
Penelitian tersebut bertujuan mengkaji dan membandingkan karakteristik jus silase jagung umur 45 hari dengan 365 hari serta kemampuannya dalam menghambat Escherichia coli dan Salmonella sp. yang diisolasi dari pedet sapi perah yang sedang diare akut.
Seperti dilansir dari rilis yang diterima VIVA.co.id Rabu 6 September 2017, penelitian tersebut dilakukan dengan memotong dua ton jagung berumur dua bulan yang terdiri atas batang, daun dan biji dipotong dan diproses untuk diambil sarinya. Jus silase diperoleh dengan mengepress silase menggunakan pressan hidrolik. Setelah itu, hasil jus dan sampel diperiksa ke laboratorium dan dianalisis komposisi, konsentrasi asam organik, jumlah total BAL, derajat keasaman (pH), dan daya hambatnya melawan E.coli serta Salmonella sp.
Dari hasil tes laboratorium tersebut Prof. Nahrowi menyimpulkan bahwa jus silase mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen gram negatif yang diuji (E. coli dan Salmonella spp) baik yang diisolasi dari feses sapi pedet diare, maupun dari bakteri patogen lainnya.
Jus silase lebih mampu menghambat bakteri Salmonella dibandingkan menghambat E.coli. Hasil ini memperkuat hasil sebelumnya yang membandingkan kemampuan jus silase dengan antibiotik gabungan Chlor-tetracyclin dengan Erythtromycin dalam melawan E. coli dan Salmonella spp yang diisolasi dari pedet sapi diare . Meski demikian dikatakan bahwa kualitas jus semakin menurun dengan semakin meningkatnya umur silase.