Mengapa Perokok di Indonesia Banyak Sekali?
- ANTARA FOTO/Yusran Uccang
VIVA.co.id – Data Global Adult Tobacco Survey atau GATS Indonesia Report 2011 menunjukkan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah prevalensi perokok aktif terbanyak di dunia, dengan 67 persen pria dan 2,7 persen wanita.
Salah satu faktor tingginya angka tersebut, adalah masih maraknya iklan rokok yang tayang di Indonesia meski dengan batasan-batasan tertentu.
"UU Penyiaran masih memperbolehkan iklan rokok dengan pembatasan, pembatasannya apa? Dia harus muncul di jam 21.30, dia boleh muncul tapi tidak memunculkan wujud rokok, tapi dia boleh muncul," ungkap dosen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, Nina Mutmainnah Armando, saat ditemui di Kantor Kementerian Kesehatan Jakarta, Selasa 5 September 2017.
Ia menyebutkan, di kawasan ASEAN, hanya Indonesia satu-satunya negara yang masih membolehkan tayangan iklan di televisi. Sementara, sudah ada 144 negara di dunia yang sudah tidak mengizinkan tayangan iklan rokok di stasiun televisi.
Nina menyebutkan, masih beredarnya iklan-iklan rokok di tayangan televisi tersebut tidak jauh lepas dari profit yang akan diterima oleh perusahaan yang mengiklankan produk rokok tersebut. Biaya iklan rokok itu menggiurkan untuk bayarannya saja bisa Rp35-58 juta per satu spot penayangan iklan 30 detik.
"Iklan rokok di televisi itu berlimpah karena di mana-mana media penyiaran itu paling efektif dan ini terbukti dana belanja iklan rokok itu terbanyak di media penyiaran. Peningkatannya demikian besar seperti demikian besarnya investasi rokok ke media penyiaran, sehingga iklan rokok masih dipertahankan," katanya.
Nina menjelaskan, memungkinkan bagi perusahaan televisi itu dapat menghentikan iklan rokok tersebut tergantung dari media itu yang bersangkutan.
"Sebenarnya bisa kok media itu hidup tanpa iklan rokok tinggal pada kemauannya saja," ujarnya. (one)