Pangkal Paha Justin Bieber Bengkak, Apa Sebabnya?
- REUTERS/Danny Moloshok
VIVA.co.id – Awal Mei 2017 lalu, bintang pop Justin Bieber dilarikan ke suatu rumah sakit karena mengalami pembengkakan testikel. Kabar itu dibocorkan seorang staf rumah sakit, yang akhirnya dipecat karena diduga mengakses data medis Bieber tanpa izin.
Pemecatan tersebut berbuntut panjang. Staf bernama Kelly Lombardo itu menuntut pihak rumah sakit atas tudingan yang tidak benar. Pengacaranya menegaskan Lombardo sama sekali tak pernah menyentuh data medis Bieber.
Gara-gara kasus itu, akhirnya membuat banyak orang bertanya-tanya soal sakit yang dialami Bieber itu, yang tergolong tabu untuk dikuak. Beberapa media massa di AS menyebutkan bahwa bintang pop berusia 23 tahun itu didiagnosis mengalami Torsio Testis. Dokter yang memeriksa Bieber pun memastikan ada pembengkakan di bagian testis pasiennya.
Meskipun banyak pihak medis yang mengungkapkan bahwa pembengkakan testis adalah hal yang umum dialami banyak pria dengan kondisi tertentu, ternyata tidak sedikit yang tahu dan merasa ketakutan jika terjadi pembengkakan pada testikelnya.
Dilansir Web MD, Torsio Testis terjadi akibat Torsio Testis adalah kondisi ketika funikulus spermatikus terpelintir akibat perputaran testis sehingga mengakibatkan suplai darah menuju skrotum (kantung zakar) terhambat.
Funikulus spermatikus adalah untaian serat dan jaringan seperti tali yang berasal dari perut bagian bawah ke testis pada pria. Untaian ini terdiri dari pembuluh darah yang membawa suplai darah dari dan ke testis. Funikulus spermatikus juga berfungsi untuk membawa sperma dari testis ke penis.
Torsio Testis bisa dialami oleh laki-laki pada segala usia, namun kebanyakan kasus terjadi di kalangan usia 12-16 tahun. Pada kasus yang jarang terjadi, torsio testis dapat dialami oleh bayi laki-laki yang masih berada dalam rahim.
Kondisi ini terjadi saat seseorang berlari atau bersepeda, dan testisnya terlalu sering berputar sehingga membengkak.
"Kondisi yang paling umum terjadi hanyalah gerakan acak dan spontan yang Anda buat saat berolahraga atau saat berhubungan seks," kata Jamin V. Brahmbhatt, MD, pakar urologi di Orlando Health.
Lebih lanjut Jamin V juga mengungkapkan bahwa saat tidur Anda bisa saja mengalami pembengkakan testis.
"Seorang anak laki-laki di China bahkan pernah kehilangan testis dengan cara seperti itu," ujarnya.
Pakar seksologi, Dr Zahalsky, juga mengatakan demikian. Menurutnya Torsio Testis lebih sering terjadi pada pria di awal usia belasan. Pada pria berusia kurang dari 25 tahun, insiden torsio kira-kira 1 dari 4.000.
"Terkadang anak-anak kecil akan bermain dengan testis mereka bahkan memelintirnya dan itu bisa saja terjadi," katanya.
Berisiko Diangkat
Lebih lanjut, Dr Zahalsky menyampaikan bahwa gejala yang ditimbulkan cukup nyata, karenanya sesegera mungkin memeriksanya ke dokter karena jika tidak segera ditangani kondisi tersebut akan menjadi lebih serius.
"Jika Anda memiliki rasa sakit yang berlangsung lebih lama dari 15 menit, segera temui dokter , pergilah ke UGD Jika testikel Anda membesar. Jika tidak tertangani, ada kemungkinan testikel harus diangkat," ujarnya.
Pembengkakan testikel adalah hal dasar yang harus diketahui para atlet terutama pria. Sehingga cara terbaik untuk menghindarinya adalah mengenakan celana pendek atau celana dalam sepeda yang pas saat berolahraga.
"Gunakan celana atau lapisan yang bisa mengurangi pantulannya," kata Zahalsky.
Lebih lanjut Zahalsky mengungkapakan bahwa meskipun indikasi testikel yang bengkak adalah mengacu pada torsio testis, namun bisa saja mengacu pada kondisi lain.
"Pembengkakan testis tidak selalu torsio testis. Pembengkakan testis juga bisa terjadi karena cidera atau bahkan tapi juga bisa menandakan infeksi seperti gonore dan klamidia.. Sebaiknya Anda berkonsultasi lagi dengan ahlinya," ujarnya. (ren)