Di Taiwan, Dokter Tak Boleh Buka Praktik Sendiri

Foto ilustrasi tindakan operasi.
Sumber :
  • Pixabay/pexels

VIVA.co.id – Perkembangan medis di Negara berjulukan Naga Kecil Asia atau Taiwan ternyata mulai berkembang secara pesat. Pasalnya, perkembangan itu terdapat pada dua hal yaitu tenaga medis serta teknologinya.

Tenaga medis di Taiwan memiliki peraturan yang mengutamakan pasien. Ternyata, peraturan yang berlaku untuk dokter medis di Taiwan, tidak memperbolehkan seorang dokter bekerja di lebih dari satu rumah sakit.

"Dokter di Taiwan harus bekerja di RS dan standby 24 jam. Peraturan pemerintah yang ada, dokter harus dedikasi pada satu rumah sakit, agar pasien yang sedang urgent, bisa segera ditangani," ujar spesialis radiologi, dr. Chen Liang-Kuang, dari Shin Kong Wu Ho-Su Memorial Hospital, Taiwan, kepada VIVA.co.id.

Selain itu, para dokter juga harus berjaga selama 24 jam penuh, meski hari libur dan tanggal merah tiba. Terlebih, tidak diperbolehkannya dokter membuka tempat praktik sendiri, sehingga membuat kesejahteraan pasien semakin diprioritaskan.

"Kunjungan ke pasien itu harus setiap hari dan sepanjang waktu, serta hari libur juga tetap ada yang jaga. Yang perlu dipahami juga, tidak diperbolehkannya dokter untuk membuka praktik sendiri, agar semua pasien terkoordinasi dengan benar," paparnya.

Selanjutnya, dari segi teknologi, Taiwan sudah mengembangkan kombinasi teknologi dan medis. Sehingga, pasien dengan penyakit fatal, bisa ditangani secara tepat.

"Teknologi kami yang dikembangkan untuk stroke, agar bisa operasi otak dalam menyembuhkan stroke. Selain itu, ada juga x-ray yang bisa menyembuhkan batu ginjal," jelasnya. (ren)