Terapkan Empat Hal Ini Agar Anak-anak Tak Lagi Merokok
- REUTERS/Thomas White
VIVA.co.id – Semakin hari, usia perokok di Indonesia semakin muda. Data yang dihimpun oleh Yayasan Lentera Anak mengungkapkan bahwa saat ini usia perokok paling muda berkisar pada usia 9 hingga 15 tahun.
Kemudahan akses informasi, dan akses untuk mendapatkan rokok membuat anak-anak semakin mudah untuk merokok.
Tentunya butuh usaha besar untuk menghentikan pertumbuhan pengguna rokok di kalangan anak-anak. Ketua Yayasan Lentera Anak, Lisda Sundari, mengungkapkan bahwa untuk menekan jumlah perokok di usia muda jangan hanya andalkan penghentian iklan rokok.
"Kalau kita belajar dari negara-negara lain, semua cara harus dilakukan tidak hanya dengan satu cara mereka harus melakukannya melalui pembatasan," kata Lisda kepada VIVA.co.id di kawasan Jakarta Pusat, Selasa 23 Agustus 2017.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lanjut Lisda, telah merekomendasikan 4 cara efektif dalam upaya pengendalian masalah tembakau ini. Pertama membuat peringatan kesehatan pada bungkus rokok, dirinya menyebut bahwa saat ini kita (Indonesia) sudah menjalankan hal ini.
Kedua melarang iklan promosi dan sponsor rokok, dirinya menyebut kalau pembatasan pembelian rokok sementara iklan di mana-mana masih masif ini akan percuma saja.
Ketiga menegakkan kawasan tanpa rokok, dan Keempat menaikkan harga rokok. Dirinya menyebut, dengan menaikkan harga rokok dan tidak mengizinkan menjual rokok dengan sistem batangan dinilai akan efektif karena kalau harga mahal dan tidak boleh membeli dalam jumlah batangan itu akan menyulitkan anak-anak untuk mengaksesnya.
"Kalau kita mau belajar dari negara-negara tetangga kita 4 kebijakan ini harus dilakukan kalau hanya satu gak begitu berpegaruh," kata Lisda. (ren)