2050, Sepuluh Juta Kematian Terjadi Akibat Antibiotik
- REUTERS/Rodolfo Buhrer
VIVA.co.id – Sebuah data yang mengejutkan menyebutkan bahwa 80 persen antibiotik yang dijual di Amerika Serikat, dan lebih dari setengahnya ternyata dijual di seluruh dunia untuk digunakan pada hewan, bukan manusia.
Data tersebut dipaparkan dalam tulisan investigasi seorang jurnalis Amerika, pemenang penghargaan di bidang sains, Maryn McKenna.
Buku berjudul 'Big Chicken' tersebut, memuat fakta bahwa ayam goreng, atau yang biasa dikonsumsi masyarakat itu, kemungkinan besar berkembang biak dengan suntikan antibiotik berlebih.
Antibiotik pada hewan ternak, terutama jenis unggas umumnya diberikan sebagai agen antibodi terhadap virus dan penyakit. Dengan kata lain, suntikan antibiotik berlebih pada hewan bertujuan untuk menjaga hewan tersebut tak cepat mati.
Antibiotik berlebih pada hewan juga berdampak pada manusia
Antibiotik yang berlebih dalam ternak konsumsi, berpengaruh dalam tubuh manusia, sehingga menimbulkan resistensi terhadap virus dan bakteri dalam tubuh manusia.
"Jenis antibiotik yang digunakan sama. Sehingga, dampaknya sama seperti, jika manusia mengonsumsi terlalu banyak antibiotik. Segala jenis virus dan penyakit akan resisten," ujar McKenna, seperti dilansir dari laman PBSNewshour.
Lebih lanjut, bakteri yang resisten membunuh hingga 700 ribu orang di seluruh dunia setiap tahunnya. Selain itu, 23 ribu orang di Amerika Serikat mengklaim 25 kali lebih banyak nyawa orang Amerika per tahun. Stroke membunuh lima kali lipat, dan bahkan flu mampu membunuh lebih banyak orang akibat dari kuman yang resisten antibiotik.
Sementara itu, hingga kini, masih banyak pihak yang belum menyadari kronologi penyebab bakteri dan virus yang semakin resisten yang berdampak pada endemi yang mewabah.
Semua masih terfokus dan menyalahkan resep dokter dan regulasi penjualan obat atas munculnya resistensi antibiotik, padahal McKenna menunjukkan dalam buku karyanya, para peternak juga memberikan andil besar terhadap penyebaran penyakit akibat resistensi kuman dan bakteri.
"Tulisan ini mengungkapkan bagaimana ekonomi daging, perang dunia dan kelaparan mendorong ekspansi produksi ayam di seluruh dunia. Antibiotik diizinkan untuk praktik membesarkan ratusan ayam di tempat yang sempit," ujarnya.
Dalam tulisannya, McKenna melakukan wawancara dengan petani, dokter, spesialis penyakit dan virus, juga pasien untuk menceritakan sejarah lengkap yang menyebabkan bencana tersebut.
Para ilmuwan memprediksi superbug ini akan menyebabkan 10 juta kematian di seluruh dunia pada 2050. (asp)