Tes DNA Tingkatkan Kualitas Pengobatan Malaria
- pixabay/publicdomainpictures
VIVA.co.id – Penyakit malaria di Indonesia masih rentan. Kondisi tersebut memicu banyaknya peneliti Indonesia, untuk meningkatkan pengobatan terkait masalah malaria tersebut.
Dipaparkan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI, Prof. Mohamad Nasir, Indonesia memang rentan terhadap penyakit-penyakit tropis. Tapi, soal malaria, Indonesia berpotensi besar untuk menyelesaikan kasus penyakit tersebut.
"Walaupun kondisi kesejahteraan masih rendah, Indonesia memiliki potensi besar untuk masalah menyangkut kesehatan dan obat, khususnya malaria. Kita bisa selesaikan masalah tropical diseases," ujarnya kepada media, saat ditemui di The 6th International Eijkman Conference, di kawasan Cikini, Jakarta, Selasa 1 Agustus 2017.
Nasir juga memaparkan bahwa para peneliti dari Institusi Eijkman, dapat berperan besar dalam mencegah beberapa penyakit berdasarkan terobosan terbarunya. Di mana, para peneliti tersebut mencoba mengobservasi potensi penyakit di tiap individu melalui genetiknya.
"Saya tertarik melihat dari awal hingga akhir DNA manusia, sehingga potensi kedepannya, penyakit bisa diprediksi. Ini peluang besar untuk melakukan deteksi dan pencegahan penyakit di Indonesia," lanjut dia.
Direktur Institut Eijkman, Prof. Amin Soebandrio, juga menegaskan pentingnya melakukan tes DNA kepada masing-masing individu terkait penyakit, khususnya penyakit tropis di Indonesia. Ia meyakini, tes DNA dapat membuat pengobatan terhadap penyakit tropis dapat ditingkatkan.
"Sekarang eranya adalah penyakit diobati secara individual, karena tidak semua obat, bisa mendapat respons yang sama dari tiap individu. Tes DNA ini yang ingin kami perkuat agar pengobatan terhadap penyakit malaria, bisa semakin baik," ujar Amin. (ren)