Studi: Tingkat IQ Bisa Diukur dari Feses Bayi
- Pixabay/Pexel
VIVA.co.id – Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa feses memiliki kaitan yang menarik dengan kecerdasan IQ dan kemampuan kognitif bayi. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di Biological Psychiatry, para peneliti menemukan sebuah kaitan antara beberapa jenis komunitas mikroba dan tingkat lebih tinggi perkembangan kognitif tahap akhir kehidupan.
"Ide dari penelitian di sini adalah bahwa kita memiliki satu kelompok anak-anak dengan komunitas bakteri tertentu yang berkinerja lebih baik dalam tes kognitif ini," kata Rebecca Knickmeyer, Associate Professor of Psychiatry di UNC School of Medicine, yang memimpin penelitian ini, seperti dikutip dari Indian Express.
Dia mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya sebuah kaitan antara komunitas mikroba dan perkembangan kognitif telah ditunjukkan pada manusia.
Untuk penelitian ini, peneliti mengambil feses lebih dari 80 bayi berusia satu tahun, dan kemudian memisahkannya menjadi tiga kategori berbeda untuk mengetahui apakah mungkin ada hubungan antara mikrobiota usus (komunitas mikroba) dan perkembangan otak.
Hasilnya menunjukkan bahwa bayi dalam kelompok dengan jumlah bakteri 'bacteroides' yang relatif tinggi memiliki nilai kognitif yang lebih baik, dibandingkan dengan yang lainnya. Selain itu, bayi dengan mikrobiota usus yang sangat beragam tidak berkinerja sebaik mereka yang memiliki mikrobiota yang kurang beragam.
Jadi, semakin tinggi keberagaman mikrobiota dalam feses bayi menunjukkan keterampilan kognitif yang lebih rendah.
"Kami pada awalnya memperkirakan bahwa anak-anak dengan mikrobiota yang sangat beragam akan memiliki pertumbuhan lebih baik, karena penelitian lain menunjukkan bahwa keragaman yang rendah pada masa bayi berkaitan dengan hasil kesehatan negatif, termasuk diabetes tipe 1 dan asma," kata dia.
Untuk saat ini, tim peneliti masih berusaha untuk mengetahui mekanisme penghubung bakteri usus masyarakat terhadap perkembangan otak. Kelompok peneliti lain di Case Western Reserve University di Ohio percaya bahwa feses pertama bayi dapat mengindikasikan apakah anak tersebut memiliki risiko lebih besar untuk masalah kognitif di masa depan karena paparan alkohol prenatal.