Menkes: Jangan Ragu Konsultasi ke Rumah Sakit Jiwa
- Viva.co.id/Bimo Aria
VIVA.co.id – Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nila F Moeloek mengimbau kepada masyarakat, agar tidak ragu dan enggan untuk berkonsultasi dan memeriksakan diri ke psikiater dan rumah sakit jiwa.
"Saya melihatnya tingkat stres itu kan beragam, karena itu saya imbau untuk konsultasi jangan segan datang ke sini, bukan karena sakit jiwa kita ke sini untuk konsultasi karena kan macam macam persoalannya," ungkap Menkes, saat ditemui di Rumah Sakit Jiwa Dr Soeharto Heerdjan, Grogol, Jakarta Barat, Rabu 19 Juli 2017.
Saat ditanya terkait dengan pelayanan psikiater di tingkat puskesmas, menurutnya, saat ini memang belum tersedia. Namun, dia menegaskan bahwa pemerintah dalam proses menyediakan hal tersebut.
"Enggak bisa kalau psikiater di puskesmas berapa lama kita menuju ke sana, tetapi tidak begitu. Kita di puskesmas melakukan pendekatan keluarga, atau dokter keluarga itu yang mendatangi keluarga yang memberikan suasana nyaman, bagaimana kita mendeteksinya."
Sebagai informasi kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang signifikan di dunia, termasuk di Indonesia. Menurut data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena demensia.
Di Indonesia, dengan berbagai faktor biologis, psikologis dan sosial dengan keanekaragaman penduduk; maka jumlah kasus gangguan jiwa terus bertambah yang berdampak pada penambahan beban negara dan penurunan produktivitas manusia untuk jangka panjang.
Data Riskesdas 2013 memunjukkan prevalensi ganggunan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 14 juta orang, atau enam persen dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar 400 ribu orang, atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk.