Alternatif Cegah Stroke pada Pasien Kelainan Irama Jantung

Gagal jantung merupakan kondisi di mana jantung tidak lagi mampu memompa darah ke seluruh tubuh.
Sumber :
  • pixabay/geralt

VIVA.co.id – Fabrilasi Atrial merupakan kelainan irama, atau denyut jantung lebih cepat secara tidak teratur. Dalam pengobatannya bisa mengonsumsi obat-obatan. Namun, kini ada alternatif lain, yakni penggunaan alat Left Atrial Appendage, atau LAA Occluder Implant.

LAA Occluder Implant adalah terobosan dalam menurunkan risiko stroke pada pasien dengan fibrilasi non valvular. Berfungsi untuk menutup area jantung yang dinamakan LAA, guna mencegah bekuan darah dari area tersebut hingga masuk ke pembuluh darah yang berpotensi menimbulkan stroke. Yang kalau tidak diatasi dengan cepat, akan berisiko stroke berkepanjangan sebesar lima kali lipat.

"Jadi, kalau itu (LAA) ditutup, kemungkinan stroke bisa hampir dihilangkan. Enggak 100 persen memang, tetapi stroke pada AF ideal sekali untuk ditutup dengan alat ini," kata Spesiali Jantung dan Pembuluh Darah RS Cipto Mangunkusumo, Teguh Santoso di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, Jumat 7 Juli 2017.

Menurutya, setelah pemasangan alat itu dan dalam waktu satu setengah bulan, alat tersebut akan dilapisi lapisan normal pada jantung. Sehingga alat itu dapat menyatu dengan kantung jantung dan menutup secara keseluruhan.

Adapun bagian LAA yang tertutup itu, risiko stroke pada AF akan menjadi lebih rendah. Seiring berjalannya waktu pun, pasien dapat menghentikan konsumsi obat pengencer darah (warfarin).

Di mana pada umumnya, konsumsi obat pengencer darah sepanjang hidup bagi penderita ini tidak ideal. Lantaran memiliki efek samping bagi perdarahan dalam tubuh, seperti perdarahan pada mata yang mengakibatkan penglihatan berkurang dan perdarahan pada otak yang mengakibatkan seringnya tidak sadarkan diri.

"Makanya, ada alternatif lain untuk tidak konsumsi obat pengencer darah. Apalagi obat pengencer darah harus dikonsumsi dalam satu waktu dalam hidup kita untuk menghindari efek sampingnya. Jadi, obat pengencer darah tidak pernah sempurna," kata Teguh. (asp)