Studi: Kurang Tidur Picu Rasa Lapar Berlebih

Ilustrasi menguap.
Sumber :
  • Pixabay/MrsBrown

VIVA.co.id – Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa kurangnya waktu tidur berdampak buruk bagi kesehatan. Salah satunya keterkaitannya dengan menurunnya daya ingat. Selain itu penelitian terbaru mengungkapkan bahwa kurang tidur cenderung membuat Anda merasa lapar.

Sebuah penelitian yang dipimpin oleh, Dr Eleanor Scott yang bekerja di University of Leeds membuktikan hal tersebut. Ia mengumpulkan sekelompok sukarelawan yang sehat.

Di bawah pengawasannya, para sukarelawan diberikan alat pengawas aktivitas dan asupan glukosa. Dengan begitu, peneliti bisa melihat apa yang terjadi pada kadar gula darah mereka setiap waktu.

Kemudian para sukarelawan untuk tidur normal selama dua malam, dua malam tidur dengan waktu tiga jam lebih lama dari biasanya, kemudian diikuti dengan dua malam di mana mereka bisa tidur selama yang mereka inginkan.

Setelah percobaan, hampir semua partisipan melihat adanya peningkatan kadar gula darah mereka makan banyak biskuit atau menjalankan pola makan normal. Para partisipan yang sebelumnya sehat ini bahkan memiliki kadar gula darah yang mendekati batas diabetes tipe 2. Namun, masalah ini terselesaikan setelah mendapatkan tidur yang berkualitas.

"Ketika Anda kurang tidur, ini akan mengubah hormon nafsu makan Anda, sehingga membuat Anda kemungkinan besar merasa lapar dan tidak kenyang. Kami juga mengetahui kalau kurang tidur seringkali membuat orang menginginkan makanan manis," kata Dr Scott seperti dikutip BBC.

Dr Scott menambahkan, jika Anda terbangun di saat seharusnya Anda tidur, Anda akan memproduksi lebih banyak hormon stres, kortisol, yang bisa memengaruhi kadar glukosa.

Tidur yang cukup tidak hanya penting bagi orang dewasa tapi juga anak-anak.

Pada penelitian lainnya, sejumlah peneliti mengambil sekelompok kecil anak-anak prasekolah berusia 3-4 tahun. Kesemua anak tidur siang rutin. Para peneliti tidak hanya mengurangi waktu tidur siang mereka tapi juga membuat mereka tidur terlambat dua jam dari waktu tidur normal mereka.

Keesokan harinya, anak-anak ini makan 20 persen kalori lebih banyak dari biasanya, khususnya gula dan karbohidrat.

Anak-anak ini kemudian diperbolehkan tidur sebanyak yang mereka mau. Hari berikutnya, mereka masih mengonsumsi 14 persen labih banyak kalori dibandingkan normal. Semuanya menitikberatkan pada pentingnya mendapatkan tidur yang cukup.