Tekanan Darah 'Ideal' Kini 120/80, Begini Penjelasannya

Perlengkapan praktis mendeteksi tekanan darah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Hipertensi atau dalam istilah awam dikenal dengan tekanan darah tinggi merupakan kondisi di mana dalam pembuluh darah normal terjadi tekanan. Kondisi ini memengaruhi aliran darah yang mengantar oksigen dan nutrisi ke otak.

Tekanan darah yang optimal, menurut dr. Siska Suridanda Danny, SpJP, FIHA, adalah 120/80 mmHg.

"Angka 120 adalah tekanan darah sistolik atau jantung dalam denyut kontraksi. Angka 80 adalah tekanan darah diastolik di mana jantung sedang relaksasi. Dua angka tersebut adalah tekanan pembuluh darah antara dua denyut jantung," jelas Siska saat konferensi pers Hari Hipertensi Sedunia di Gedung Sekretariat Yayasan Jantung Indonesia, Jakarta, Rabu 3 Mei 2017.

Hipertensi sejak dahulu juga mengalami pergeseran seiring dengan perkembangan zaman, pengetahuan, dan teknologi. Siska mengungkapkan, di tahun 1970-an, tekanan darah yang dianggap hipertensi adalah 160/95 mm Hg.

Kemudian di tahun 1980-an menurun menjadi 140/90 mm Hg. Artinya, jika tekanan darah di atas 140/90 mm Hg, risiko kematian akibat gangguan kardiovaskular dan komplikasinya jauh melebihi orang yang memiliki tekanan darah 120/80 mm Hg.

Perubahan angka yang dianut dalam hipertensi ini, kata Siska, mengikuti perkembangan teknologi dalam pengukuran tekanan darah.

"Dahulu tidak ada obat untuk tekanan darah. Obatnya melalui surgical, mematikan tekanan darah secara bedah untuk menekan refleks pasien jika mengalami ketegangan," ujar Siska.

Hingga kemudian teknologi baru ditemukan di awal tahun 1900-an, baru bisa diukur dengan lebih mudah tapi masih dengan metode invasif yaitu dengan ditusuk ke pembuluh darah kemudian diukur. Tapi sekarang, teknologi yang lebih baik, metodenya sudah non invasif.

Setelah ada obat, di tahun 1970-an, mulai dikumpulkan data bahwa tekanan darah yang dibiarkan tinggi akan berbahaya dan haris dikontrol menggunakan obat untuk memperpanjang harapan hidup. (ren)