Pentingnya Menjaga Psikologi Anak Penderita Tulang Rapuh
- Pixabay/Sbtineet
VIVA.co.id – Osteogenesis imperfecta sering dikenal dengan penyakit tulang rapuh. Penderitanya mengalami kesulitan untuk bergerak terutama menghindari benturan karena berisiko dengan kondisi tulang. Bahkan, dengan benturan kecil yang hanya dipicu oleh tekanan napas ketika batuk pun bisa berisiko patah tulang.
Dalam masa pertumbuhannya, penderita tulang rapuh akan mengalami banyak hambatan, sehingga hanya mampu terbaring di tempat tidur.
Gejala tulang rapuh bisa diketahui sejak awal, sehingga anak-anak yang berpotensi bisa diatasi sejak dini. Ketika hal tersebut terjadi, sebaiknya orangtua segera menghubungi dokter ahli sehingga kemungkinan buruk akan diminimalisir sekecil mungkin.
Selain memerlukan penanganan medis jangka panjang, orangtua pasien tulang rapuh juga diwajibkan memiliki pengetahuan seputar penyakit tersebut.
Kepala Divisi Ortopedi Anak SMF Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Yoyos Ismiarto mengimbau orangtua yang memiliki anak pengidap kelainan tulang ini tetap memberikan ruang aktivitas yang sama dengan anak normal.
Menurutnya, persepsi masyarakat secara umum terhadap pengidap kelainan memang belum terbuka, bahkan si orangtua pun masih berpandangan penyakit tersebut merupakan aib.
"Seringkali di lingkungan masyarakat ada yang menganggap (pengidap osteogenesis imperfecta) adalah sebuah kegagalan, misalnya menganggap dikutuk atau apalah. Sehingga anaknya disembunyikan karena merasa malu. Padahal kalau ditangani lebih awal akan lebih baik," kata Yoyos kepada VIVA.co.id di RSHS Bandung Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
Yoyos menambahkan, untuk menjaga emosional anak pengidap kelainan ini, para orangtua agar memberikan pendampingan psikolog. Agar motivasi cita - cita dan hak pendidikan dengan anak normal lainnya agar tetap dirasakan.
"Pendidikan itu penting. Jangan sampai (pengidap osteogenesis imperfecta) berakhir di lampu merah." (mus)