Pentingnya Vaksin HPV Sejak Anak Usia 10 Tahun

Ilustrasi KB Susuk
Sumber :
  • Pixabay/dfuhlert

VIVA.co.id – Kanker leher rahim atau lebih dikenal dengan kanker serviks saat ini menjadi penyebab kematian perempuan nomor dua di dunia setelah penyakit jantung koroner. Namun, dalam kurun waktu setahun ke depan diprediksi kanker leher rahim akan menjadi penyebab kematian wanita nomor satu, jika tidak dilakukan upaya deteksi dini dan pengobatannya.  

Terkait hal ini, Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) terus melakukan sosialisasi dalam rangka eradikasi kanker serviks melalui program vaksinasi HPV nasional. Ketua Umum Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia, Prof. Andrijono, Sp.OG(K)  menjelaskan, menuturkan program deteksi dini kanker serviks melalui Papsmear maupun inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) belum maksimal.

"Tahun ini menyusul program vaksin HPV di Surabaya dan Yogyakarta dan tahun depan di Makasar dan Manado. Jadi programnya masih mengandalkan kemauan dinas kesehatan pemerintah daerah setempat. Kita berupaya supaya program vaksinasi nasional dipercepat,” ujar Andrijono lewat rilis HOGI yang diterma VIVA.co.id Selasa malam 28 Maret 2017.

Adrijono menambahkan bahwa ada anggapan yang salah di masyarakat di mana kanker serviks hanya disebabkan oleh seks bebas atau berganti-ganti pasangan.

“Ini tidak sepenuhnya benar. Siapapun dapat terkena kanker serviks karena virus ditularkan dari kulit ke kulit, tidak hanya melalui kontak hubungan seksual tetapi juga melalui tangan yang terkontaminasi,” jelas Andrijono.

HOGI mendorong vaksinasi HPV nasional segara menjadi program nasional untuk menyelamatkan jutaan perempuan di Indonesia. Vaksin diberikan pada anak perempuan mulai usia 10 tahun (kelas 5 SD) dan suntikan ulangan diberikan setahun kemudian.

Usia ini dianggap tepat karena sistem imun sudah berkembang dan sangat baik merespon vaksinasi. Vaksin HPV dapat memberikan perlindungan sampai 15 tahun, dengan efek samping hanya bersifat lokal berupa nyeri di lokasi suntikan.

"Kami berharap ada endorsement untuk mempercepat masuknya vaksin HPV ke program vaksinasi nasional, mengingat vaksin HPV sudah masuk ke dalam program BIAS dan telah diproduksi di Indonesia. Kami menargetkan 75 ribu vaksin dapat didistribusikan, dalam kerja sama pemerintah, HOGI dan Biofarma sebagai produsen vaksin,” kata Prof. Andrijono. (hd)