Mulai Menstruasi Sebelum 12 Tahun Berisiko Kanker Payudara

Ilustrasi sel kanker.
Sumber :
  • Pixabay/skeeze

VIVA.co.id – Kanker payudara merupakan kanker terbanyak yang terjadi pada perempuan. Karenanya, perempuan wajib menyadari kondisi kesehatan untuk pencegahan penyakit ganas ini. Selain mengenali melalui tanda fisik, ada sejumlah faktor risiko yang harus diketahui.

Menurut pemaparan dr. Bob Andinata, Sp.B(K)Onk, faktor risiko yang pertama adalah usia di mana usia 50 tahun yang paling banyak terjadi kanker. Meski demikian, kanker sudah mulai terjadi sejak usia 30 tahun dan terus menanjak di usia ini.

Faktor risiko kedua adalah genetik. Mereka yang memiliki riwayat keluarga seperti ibu kandung atau suadara kandung yang pernah menderita kanker payudara, maka risiko akan meningkat. Namun, bila yang pernah terkena adalah bibi atau nenek, risikonya tidak setinggi pada saudara kandung.

"Selain itu, menstruasi dini atau menopause yang terlalu lama juga menjadi faktor risiko. Kalau sebelum usia 12 sudah mentruasi artinya pajanan estrogen terhadap wanita lebih besar atau banyak. Estrogen adalah biang keladi timbulnya kanker payudara," jelas dr. Bob saat ditemui VIVA.co.id di Jakarta.

Sementara wanita yang mengalami menopaue telat, di mana angka menopause di Indonesia di usia rata-rata 50-51 tahun, jika menopause terjadi di usia 52 maka harus berhati-hati.

Faktor risiko lainnya adalah riwayat penyakit. Jika di waktu muda pernah menjalani operasi pengangkatan tumor jinak, maka itu akan meningkatkan risiko kanker payudara. Karena, tumor jinak memiliko risiko 15-25 persen berkembang menjadi kanker payudara. Jadi, jika pernah menjalani operasi tumor jinak diharuskan melakukan pemeriksaan berkala setahun sekali.

Selain itu, dr. Bob menambahkan, jika wanita menjalani kehamilan pertama di usia 35 tahun juga meningkatkan risiko kanker payudara. Wanita yang berusia sebelum 35 tahun dan payudaranya tidak digunakan untuk menyusui memiliki faktor risiko yang besar terkena kanker payudara.

"Dari beberapa penelitian, dikatakan bahwa ASI merupakan pengobatan yang bagus untuk kanker payudara," imbuh dr. Bob.

Ia melanjutkan, penggunaan KB baik pil maupun suntik di atas 10 tahun juga bisa meningkatkan risiko kanker payudara. Di samping itu, pola hidup yang tidak sehat terutama obesitas juga merupakan faktor risiko kanker payudara. Karena, lemak di bawah kulit pada wanita menopause dapat merangsang pembentukan hormon estrogen. (ren)