Alat Deteksi Dini Kanker Serviks untuk 15 Bidan Inspiratif

Ilustrasi peduli terhadap kanker.
Sumber :
  • REUTERS/Jumana El Heloueh

VIVA.co.id – Indonesia merupakan negara dengan angka penderita kanker serviks nomor dua tertinggi di dunia. Pada 2014, lebih dari 92 ribu kematian akibat kanker terjadi pada perempuan Indonesia dan 10,3 persen di antaranya disebabkan oleh kanker serviks.

Salah satu penyebab tingginya kematian akibat kanker ini adalah keterlambatan dalam diagnosis. Kanker kerap kali sudah telanjur menyebar ke organ ketika seseorang memeriksakan kondisinya, sehingga pengobatan sulit dilakukan dan kemungkinan untuk sembuh menjadi semakin berkurang.

"Tanda-tanda awal memang sulit dikenali. Pemeriksaan dini sebaiknya dilakukan oleh mereka yang sudah pernah melakukan hubungan seksual," kata Indra Supradewi, ketua Bidang Pendidikan Ikatan Bidan Indonesia kepada VIVA.co.id di Jakarta.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk menekan angka kematian akibat kanker ini adalah dengan melakukan diagnosis dini. Pemeriksaan bisa dilakukan dengan menemui dokter atau bidan. Tentunya ketepatan hasil pemeriksaan harus dibarengi dengan fasilitas yang mumpuni pula.

Sekadar informasi, sejak tahun 2002-2012, usia perempuan yang terserang kanker serviks semakin muda yaitu berkisar 21-22 tahun. Hasil penelitian WHO menunjukkan kurangnya tindakan skrining penyakit kanker di Indonesia, khususnya untuk sitologi serviks dan ulasan asam asetat, secara umum belum tersedia di pusat kesehatan primer pada 2014.

Oleh karena itu, dalam rangka memperingati Hari Kanker Internasional pada 4 Februari sekaligus Hari Perempuan Internasional 8 Maret lalu, sebanyak 15 bidan inspiratif diberikan alat deteksi dini kanker serviks oleh PTT Exploration and Production (PTTEP) dan Dompet Dhuafa.

"Bidan adalah tenaga medis yang dekat dengan masyarakat dan harus didukung. Kegiatan ini merupakan langkah kecil untuk mendukung kontribusi positif yang dilakukan bidan untuk perempuan Indonesia," ujar General Affairs Manager PTTEP, Afiat Djajanegara.

Indra menekankan, minimnya pengetahuan tentang pemeriksaan dini di kalangan masyarakat adalah kendala utama dalam memerangi kematian akibat kanker serviks.

"Jika banyak pasien yang bisa deteksi dini dengan bidan mandiri, akan lebih banyak yang bisa diselamatkan," ujarnya. (art)