Amputasi Bukan Satu-satunya Cara Atasi Luka Diabetes
- REUTERS/Lucy Nicholson
VIVA.co.id – Kematian akibat kanker disebut-sebut memiliki angka yang cukup tinggi. Pada kenyataannya, kematian pasien diabetes yang diamputasi menjadi penyebab kematian tiga kali lebih besar dibandingkan kematian akibat kanker.
Amputasi seringkali terjadi akibat beberapa hal. Salah satunya, dipicu luka kronis di kaki akibat diabetes. Diabetes memicu pertumbuhan angka amputasi semakin tinggi dan pada titik tersebut, kematian juga semakin besar.
"Angka kematian pasien diabetes yang diamputasi dalam lima tahun terakhir, mencapai 47 persen. Angka ini tiga kali lipat dibanding kematian akibat penanganan pada kasus kanker payudara dan prostat," kata spesialis penanganan luka, dr Adisaputra R CWSP, FACCWS, dalam acara Indonesia Wound Summit oleh PT Kalbe Farma di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu, 11 Maret 2017.
Menurutnya, amputasi bukan satu-satunya cara mengatasi luka pada diabetes. Para tenaga medis bisa memberikan edukasi berupa perawatan luka yang baik dan benar pada pasien. Sayangnya, edukasi ini yang tidak didapatkan masyarakat secara mendalam.
"Pasien tidak terlalu aware dengan wound care. Pengetahuan masyarakat di Indonesia sangat rendah dan luka dianggap sepele. Biasanya saat harus diamputasi, pasien akan setuju tanpa bertanya alasannya lebih lanjut," ujar dia.
Baik tenaga medis dan pasiennya, menurut Adi, memiliki pemahaman yang rendah pada penanganan luka. Untuk itu, pentingnya sebuah program untuk mengingat pemahaman perawatan luka di Indonesia sangat dianjurkan.
"Event ini mengambil tema Surviving The Shift from Volume of Wound Care Quality agar meningkatkan kesadaran masyarakat dan tenaga medis mengenai kemampuan yang tepat dalam merawat luka. Pentingnya edukasi ini agar menurunkan angka kematian akibat penanganan luka yang tidak tepat," ujar Direktur Marketing Pharma PT Kalbe Farma Tbk, Johannes Suthya.
Indonesian Wound Summit diselenggarakan atas kerja sama PT Kalbe Farma dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang menyelenggarakan edukasi mengenai cara merawat luka. Acara ini dihadiri oleh kurang lebih 150 dokter spesialis bedah dan ortho dari seluruh Indonesia.