Jangan Salah, Sarapan dan Makan Pagi Itu Berbeda
- Pexels/Unsplash
VIVA.co.id – Selama ini, banyak yang menganggap bahwa sarapan sama dengan makan pagi. Padahal, menurut, Prof. Dr. Hardiansyah MS, ketua umum Pergizi Pangan Indonesia, makan pagi berbeda dengan sarapan, apalagi sarapan sehat.
Ia menyebut bahwa dari data terakhir yang dihimpunnya, sebanyak tujuh dari sepuluh anak Indonesia seringkali melewatkan sarapan, yang nantinya akan berpengaruh terhadap kesehatan.
"Kalau sekadar sarapan mungkin banyak, tapi kadang hanya sekadar, secuil hanya makan pagi saja tidak ada sarapannya, dan tidak sampai seperempat kebutuhan harian," ungkap dia saat menghadiri gerakan Sarapan Sehat Sebelum Jam 9 oleh Energen, di Lapangan Tegalega Bandung, Jawa Barat, Minggu 5 Maret 2017.
Padahal, menurut Hardiansyah, sarapan yang sehat ialah sarapan yang memenuhi seperempat asupan kebutuhan harian manusia. Dia juga menyebut bahwa sarapan tidak sekadar mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat.
"Prinsip pertama itu beda sarapan dan makan pagi. Makan pagi seringkali melupakan minuman, sarapan harus ada makanan dan minuman, makanya harus ada komponen padat dan air. Bisa air putih dan atau susu," ungkap dia.
Dia juga memaparkan bahwa sarapan sehat yang baik disarankan mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Dengan demikian, asupan tersebut bisa menjadi sumber energi untuk menjalani kegiatan selama sehari.
"Yang membuat anak bisa menjadi kuat itu karbohidrat dan lemak. Supaya bisa mengolah makanya perlu berbagai vitamin dan mineral, serta perlu serat untuk melancarkan ke belakang (buang air besar) dan bisa menekan kolesterol," dia menjelaskan. (art)