Infeksi dan Genetik, Penyebab Umum Gangguan Pendengaran

ilustrasi bayi.
Sumber :
  • Pixabay/woodypino

VIVA.co.id – Gangguan indera pendengaran tidak hanya mengakibatkan gangguan komunikasi, namun juga akan berpengaruh pada penyerapan informasi yang dapat mengurangi produktivitas dan  daya saing serta kualitas hidup. 

Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2012, sebanyak 350 juta penduduk dunia mengalami tuli, dan separuhnya (180 juta) berada di Asia Tenggara. Indonesia sendiri menempati peringkat keempat Asia Tenggara setelah Sri Lanka, Myanmar dan India. 

Menurut dr Damayanti Soetjipto. KL (K), Ketua Komnas Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (PGKPT), gangguan pendengaran sendiri disebabkan oleh banyak faktor. Beberapa di antaranya bisa dicegah seperti yang juga dicanangkan oleh WHO. 

"Pertama itu tuli sejak lahir, gangguan ini bisa terjadi secara genetik, saat hamil ataupun pasca hamil," ungkap Damayanti saat ditemui di Kementerian Kesehatan, Rabu 1 Maret 2017. 

Penyebab selanjutnya, kata Dia, juga bisa timbul karena infeksi pada telinga. Infeksi ini, menurutnya terjadi karena kerusakan organ di dalam telinga. Sementara itu, penyebab lainnya ialah serumen atau kotoran telinga.

"Untuk kotoran telinga ini bisa terjadi karena penumpukan yang pada akhirnya mengganggu jalannya pendengaran," kata dia. 

Lebih lanjut, gangguan lainnya juga bisa terjadi karena kebisingan dan juga karena usia lanjut. Di samping itu obat ototoksis (efek samping konsumsi obat-obatan) juga bisa menyebabkan gangguan pendengaran. (ren)