Jangan Diremehkan, Tiga Hal Ini Perbesar Risiko Kematian
- Pixabay/Greyerbaby
VIVA.co.id – Dalam dunia medis, faktor pemicu kematian di luar kejadian musibah, tidak hanya terjadi akibat terjangkitnya suatu penyakit. Faktor risiko kematian dimulai dari hal yang sederhana, misalnya gaya hidup, pola pikir hingga asupan makanan.
Beberapa faktor keseharian juga memiliki andil. Berikut ini beberapa faktor keseharian yang mampu memicu tingkat kematian seseorang. Seperti dilansir dari laman Medical daily.
Makanan kedaluwarsa
Studi yang dirilis di Science Advanvces menemukan bagaimana efek dari makanan yang sudah habis masa tenggangnya, berdampak pada sel-sel penuaan dini. Ragam makanan basi tersebut berbeda jenis, mencakup makanan yang berjamur dan buah busuk diujicobakan pada tikus percobaan.
Para peneliti menginterpretasikan hasil percobaan tersebut, di mana makanan basi mampu menjadi salah satu faktor kuat yang berdampak pada kerusakan sel tubuh. Sehingga, asupan makanan ini menjadi dasar utama untuk kesehatan tubuh manusia.
Kesehatan sel sendiri, berkaitan dengan harapan hidup seseorang. Jadi, makanan basi yang dikonsumsi, dapat memperpendek harapan hidup seseorang.
Kurang memiliki rasa humor
Selain makanan basi, beberapa hal lain juga menjadi faktor pemicu yang memperpendek harapan hidup. Salah satunya, kurang memiliki rasa humor.
Dari studi Psychosomatic Medicine, menemukan bahwa wanita yang memiliki rasa humor tinggi, mampu hidup lebih lama. Hal itu disebabkan, kelompok tersebut terhindari dari serangan penyakit tertentu, khususnya penyakit jantung dan infeksi.
Rasa humor tinggi pada kelompok wanita, berkaitan dengan penurunan risiko kematian dari semua penyebab sebesar 48 persen, 73 persen dari penyakit jantung, serta 83 persen dari infeksi. Pada kelompok pria, rasa humor yang tinggi berkaitan dengan penurunan risiko kematian akibat infeksi sebesar 74 persen.
Tidak bergaul dengan rekan kerja
Orang yang bersikap 'friendly' dan bergaul dengan rekan kerjanya di kantor memiliki harapan hidup lebih panjang dibandingnkan dengan orang yang minim bergaul. Studi yang dipublikasi dalam jurnal Health Psychology menyebutkan bahwa memiliki teman yang 'friendly' dan supportif akan menurunkan tingkat stres, tekanan darah dan kadar kolesterol seseorang. Efek tersebut semakin berpengaruh pada rentang usia 38-43 tahun. Penyebab lain adalah argumen dan load kerja yang tinggi juga menyebabkan tingginya risiko kematian.