Gangguan Makan Sebabkan Angka Kematian Tinggi

Ilustrasi makan.
Sumber :
  • Pixabay/bohed

VIVA.co.id – Gangguan makan atau eating disorder mungkin masih belum menjadi perhatian khusus di Indonesia. Banyak yang menganggapnya hanya sebagai masalah diet semata. Padahal gangguan makan bisa sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian.

Gangguan makan pada dasarnya adalah masalah psikologis yang berkaitan dengan masalah makan yang abnormal. Bentuknya bisa berupa anoreksia nervosa, bulimia nervosa, binge eating, dan gangguan makan lainnya.

Berdasarkan data dari situs Healthgroove yang mengamati perkembangan gangguan makan di dunia, pada tahun 1990-2010 angka kematian akibat gangguan makan di Indonesia meningkat menjadi 77,1 persen. Sejak tahun 1990, setiap tahunnya angkanya meningkat sebanyak 3,4 persen.

Bahkan situs anorexiasupport.com, menempatkan Indonesia dalam urutan keempat negara dengan penderita gangguan makan, setelah China, India, dan Amerika.

Psikolog klinis dewasa Tara Adhisti de Thouars mengatakan, umumnya para penderita anoreksia di Indonesia terobsesi dengan diet, puasa, dan olahraga yang berlebihan akibat meningkatnya tekanan untuk menjadi kurus.

"Tekanan ini terutama dari majalah-majalah fesyen yang mempromosikan citra tubuh ideal yang tidak realistis. Sebagian besar perempuan Indonesia meyakini bahwa cantik berarti memiliki tubuh kurus," kata Tara saat acara temu media di Wyl's Kitchen, Jakarta, Jumat 24 Februari 2017.

Orangtua juga harus waspada munculnya masalah ini pada buah hati mereka. Karena, menurut Tara, masalah gangguan makan ini sudah bisa muncul pada anak-anak.

Selain itu, gangguan makan tidak hanya dapat menurunkan kesehatan tapi juga akan mengubah kepribadian penderitanya. Mereka akan menarik diri dari lingkungan karena takut orang lain akan mengomentari penampilannya.

"Prestasi belajarnya juga akan menurun dan dia tidak mau lagi bersosialisasi karena tidak percaya diri dengan penampilannya. Ini gangguan jangka panjang, kalau tidak ditangani dengan baik akan terus menerus terjadi dan bisa fatal," kata Tara mengingatkan.