Pekerjaan Ini Mampu Kurangi Kadar Kesuburan Wanita

Ilustrasi Pekerja
Sumber :
  • Pixabay/Saweang

VIVA.co.id – Mengangkat benda berat dan bekerja shift malam ternyata terbukti mampu memengaruhi kesehatan reproduksi wanita. Kabar yang sering beredar sebagai peringatan bagi para wanita tersebut telah dibuktikan melalui penelitian.

Studi tersebut melibatkan responden perempuan yang sedang menjalani perawatan kesuburan. Para peneliti menganalisis informasi dari hampir 500 wanita usia 18 sampai 45 (rata-rata usia 35) yang menjalani pengobatan kesuburan di Rumah Sakit Umum Massachusetts dari tahun 2004 sampai 2015. Para peserta disurvei tentang jadwal kerja mereka dan tuntutan fisik pekerjaan mereka.  

Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal jurnal Occupational and Environmental Medicine tersebut juga menyebutkan bahwa perempuan yang melakukan pekerjaan memindahkan barang berat ternyata mengalami penurunan kesuburaan. Hal ini setara dengan penurunan kesuburan yang terjadi pada pekerja shift malam.

"Studi kami menunjukkan bahwa wanita yang sedang merencanakan kehamilan harus menyadari potensi dan dampak negatif bekerja shift malam dan angkat berat. Karena bisa memengaruhi kesehatan reproduksi mereka," kata Lidia Minguez-Alarcón, seorang peneliti di Departemen Kesehatan lingkungan di Harvard TH Chan School of Public Health di Boston.

Dilansir dari laman Huffingtonpost, para peneliti juga kemudian menilai beberapa penanda biologis kesuburan, termasuk jumlah yang disebut folikel antral, yang merupakan struktur kecil di ovarium yang dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah telur yang belum matang yang tersisa di ovarium seorang wanita. Para peneliti juga melihat jumlah telur matang yang ovarium produksi dalam menanggapi rangsangan dengan obat.

Rata-rata, para perempuan dalam penelitian ini memiliki sekitar 12 folikel antral di ovarium mereka, dan sembilan telur matang setelah pengobatan dengan obat kesuburan.

Tapi wanita yang dilaporkan mengangkat atau memindahkan benda berat di tempat kerja memiliki 14 persen lebih sedikit telur matang, dan folikel antral 5 persen lebih sedikit, dibandingkan dengan wanita yang melaporkan telah pernah mengangkat atau memindahkan benda berat di tempat kerja.

Selain itu, wanita yang melaporkan bekerja malam atau memiliki 24 persen lebih sedikit telur matang, dibandingkan dengan wanita yang melaporkan bekerja shift hari saja.

"Temuan ini memiliki implikasi klinis, pada wanita dengan sel telur matang, embrio yang berkembang menjadi embrio sehat menjadi lebih sedikit," ujar Lidia.