Mantan Pasien Kanker Miliki Tingkat Kepuasan Seks Rendah
- Pixabay
VIVA.co.id – Beberapa kasus kanker anak yang telah disembuhkan, ternyata meninggalkan jejak. Sebab, anak-anak yang pernah mengalami kanker, terbukti sulit menjalani kehidupan cinta dan seksnya.
Menurut studi terbaru yang diluncurkan secara online oleh Jurnal Cancer pada 2017, para pejuang kanker dewasa yang sembuh dari kanker semasa kecilnya, sulit merasa puas dengan kehidupan seks dan hubungan percintaannya. Hal tersebut membuat mereka cenderung memiliki teman bermain yang tidak sebanyak anak lainnya.
Peneliti menemukan bahwa perawatan kanker semasa kecilnya, menjadi racun di sistem sarafnya. Terlebih, para pejuang kanker yang mendapatkan neurotoksik dalam dosis tinggi, cenderung sulit mengembangkan diri secara psikoseksual.
"Perkembangan psikoseksual mencakup hubungan intim, memiliki komitmen dengan pasangan atau memiliki anak. Isu ini menjadi hal yang sulit dilakukan pada pejuang kanker semasa anak-anak," ujar peneliti, Vicky Lehmann, dikutip dari laman Medical Daily.
Menurut Vicky, ada beberapa jenis penanganan kanker yang memicu hal tersebut, mencakup radiasi dosis tinggi pada otak, kemoterapi intratekal langsung pada otak, dan kemoterapi intravena dengan obat ke aliran darah menuju otak. Selain itu, jenis kanker tertentu, turut memengaruhi angka kejadian ini pada pejuang kanker.
"Kami identifikasi bahwa 55 persen tumor otak, 48 persen leukimia dan 32 persen limfoma terpapar dosis neurotoksik dosis tinggi, dan mereka bisa saja berisiko," jelasnya.
Tidak hanya itu, studi lainnya juga mengungkapkan dampak pada penanganan pasien kanker terhadap kesuburannya. Di mana, telah ditemukan perubahan gen secara permanen pada sperma anak lelaki yang mengalami kanker semasa kecilnya. Hal tersebut dikaitkan dengan penanganan kanker yang dilakukan secara langsung pada organ tertentu.