Sulit Deteksi Dini, Angka Kanker Anak Masih Tinggi
- Pixabay/PDPics
VIVA.co.id – Tercatat, setiap tiga menit, seorang anak meninggal karena kanker di dunia. Di Indonesia, kasus kanker pada anak ada sekitar 16.291 orang.
Deteksi dini kanker pada anak, merupakan hal yang sulit. Terlebih, hingga kini, baru satu jenis kanker yang dapat dideteksi dini yaitu retinoblastoma atau kanker bola mata.
"Paling gampang itu mata, dengan cara Tes Lihat Merah oleh tenaga kesehatan terlatih. Biasanya anak yang memiliki retinoblastoma terlihat dari matanya juling, merah, nyeri, pembesaran kornea mata, dan penglihatan rabun," ujar spesialis kanker anak, Prof. dr. Djajadiman Sp.A., di Kementerian Kesehatan RI.
Selain itu, kanker darah atau leukimia termasuk jenis yang mudah dikenali. Gejalanya, mencakup wajah pucat, demam tanpa sebab, pendarahan kulit, nyeri tulang, lesu, dan berat badan menurun.
"Kalau sudah terlihat gejalanya itu, segera ambil sampel darah dari bagian mana pun, agar cepat mendeteksinya. Beda dengan kanker otak yang sangat sulit dideteksi dan diperiksa karena harus melalui CT scan," ujarnya.
Di DKI Jakarta, tercatat leukimia merupakan kanker tertinggi pada anak, yang kemudian disusul retinoblastoma di urutan kedua. Selanjutnya, diikuti oleh neuroblastoma (kanker perut) dan limfoma malignum (kanker leher).
"Kalau neuroblastoma, mungkin para ibu bisa cek benjolan di perut anak dengan melihat apakah celananya cepat sempit atau tidak. Pada limfoma malignum, biasanya benjolan yang lebih dari dua sentimeter, menjadi tanda tumbuhnya kanker," kata dia. (art)