TTM Jadi Kampanye HIV AIDS Terbaru

Ilustrasi.
Sumber :
  • REUTERS/Nacho Doce

VIVA.co.id – HIV AIDS bagi sebagian masyarakat Indonesia mungkin masih dianggap suatu hal yang tabu. Tapi, bagaimanapun kita tidak bisa mengabaikan bahaya penyakit ini karena siapa pun berisiko terkena virus yang menyerang kekebalan tubuh ini.

Data dari Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2PL) Kementerian Kesehatan RI menunjukkan, jumlah HIV yang dilaporkan dari tahun 1987 hingga Juni 2016 mencapai 208.920 jiwa. Sementara jumlah AIDS yang dilaporkan sejak tahun 1987 hingga Juni 2016 mencapai 82.556 jiwa.

Berbagai upaya kampanye pencegahan HIV AIDS sudah banyak dilakukan namun tingkat kepedulian masyarakat yang rendah menjadi kendala utama penurunan angka HIV AIDS.

Deputy GM Condom Business Unit of PT. DKT International, Pierre Frederick mengatakan, sebenarnya masyarakat sudah punya pengetahuan mengenai apa itu HIV tapi tidak terlalu menaruh kepedulian karena merasa dirinya tidak berisiko.

"Padahal jika melihat dari data yang ada, pengidap HIV adalah orang yang sebelumnya tidak pernah menyangka dirinya akan terkena," kata Pierre saat acara 20 Tahun DKT Indonesia di Plaza Senayan, Jakarta, Kamis, 19 Januari 2017.

Salah satu upaya pencegahan HIV AIDS yang sering dilakukan adalah penggunaan alat kontrasepsi seperti kondom. Fungsi kondom tidak hanya sebagai alat  kontrasepsi tapi sebagai pencegahan lingkungan keluarga dari HIV AIDS.

Selain itu, kini DKT Indonesia juga meluncurkan kampanye melalui video kreatif mengenai bahaya HIV AIDS. Video ini mengusung pesan TTM yang mengajak masyarakat untuk menyadari bahwa HIV ada di sekeliling kita.

"TTM itu adalah Tahan diri, yaitu tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Kemudian Tetap loyal, yaitu setiap pada satu pasangan. Terakhir, Main aman, yaitu menggunakan kondom jika berhubungan seksual yang berisiko," jelas Pierre.

Dengan kampanye ini, Pierre berharap masyarakat bisa mendapat informasi yang lebih akurat mengenai HIV AIDS, terutama di kalangan pasangan usia produktif. Selain itu, kampanye video juga bisa lebih diterima di era digital seperti sekarang sehingga masyarakat tidak lagi mendapatkan informasi mitos yang banyak beredar di internet.