BPOM Siap Awasi Produksi Obat-obatan Berbasis Bioteknologi

Dengan adanya edukasi pengenalan warna obat, membuat peluang tertukarnya obat menjadi menurun.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Semakin canggihnya alat-alat produksi, membuat industri farmasi semakin maju. Namun, bukan berarti produksi obat-obatan bisa berjalan dengan bebas. Saat ini Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan memperketat pengawasan terhadap obat-obatan, terutama yang berbasis bioteknologi.

"Kami sudah menyiapkannya. Dimulai dari memegang penilaiannya dan pengawasan terhadap produksi obat berbasis bioteknologi itu," ujar Kepala BPOM, Dr. Ir. Penny K. Lukito, MCP, di PT. Kalbe Farma, Cikarang, Jawa Barat, Rabu, 18 Januari 2017.

Menurut Penny, bentuk penilaian yang akan dilakukan berdasarkan pedoman dan standar internasional. Regulasi yang dibentuk juga dipastikan dengan tahapan yang harus dilakukan oleh para produsen nanti.

"Kami sudah siapkan regulasi dan pedomannya untuk melakukan inspeksi. Jadi kami akan memastikan melalui registrasi untuk produk tersebut memenuhi kualitas, dan tentunya standar yang dikembangkan WHO (World Health Organization)," ucap Penny.

Dengan adanya standar tersebut, Penny berharap kualitas obat produksi bioteknologi bisa semakin baik. Ia juga berharap nantinya obat-obatan berbasis bioteknologi produksi Indonesia nantinya bisa diekspor ke negara lain.

"Sudah ada standar tinggi dari WHO yang nantinya harus dipenuhi oleh produsen obat berbasis bioteknologi. Produknya, kami yakin bisa berkualitas serta diekspor untuk negara lain," kata Penny. (ms)