Kemendikbud Kenalkan Pendidikan Karakter Berbasis Musik
- Pixabay
VIVA.co.id – Musik merupakan salah satu media perekat untuk mengembangkan sekaligus merawat nilai-nilai toleransi. Melalui musik yang tidak mengenal batas sosial, latar belakang agama, dan suku diharapkan pengenalan toleransi dan sosialisasi akan makna Bhineka Tunggal Ika berdasarkan Pancasila lebih mengena dan tidak sebatas wacana dan semboyan belaka.
Karena itulah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Yayasan Musik Sastra Indonesia (YMSI) mempresentasikan Pendidikan Karakter Berbasis Musik untuk Sekolah Dasar. Kerja sama ini berangkat dari pemikiran untuk merawat dan menumbuhkan toleransi melalui musik sejak dini.
Kegiatan ini merupakan bagian program pengenalan musik yang digali dari lagu-lagu daerah Indonesia, implementasi dari Program Children in Harmony (CHARM) yang dilakukan oleh YMSI. Program ini memberikan pelatihan musik secara gratis kepada anak-anak kurang mampu dan bahkan anak-anak berkebutuhan khusus.
Pendidikan Karakter Berbasis Musik untuk Sekolah Dasar ini diharapkan bisa dijadikan program acuan secara nasional untuk anak-anak sekolah dasar dimulai dari kelas dua dan dapat menjadi kurikulum pendidikan sekolah dasar.
Menurut Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid, program ini sudah siap dijalankan dan tengah dalam proses konsolidasi ke berbagai kepala dinas daerah. Namun, pihaknya tidak terlalu memaksakan program ini harus dilaksanakan di seluruh daerah Indonesia.
"Ini teknis, dalam penyelenggaraanya ada berbagai variasi. Ada yang sudah punya alat-alat musik dan gurunya, tapi masih ada juga yang belum," kata Hilmar saat presentasi Pendidikan Karakter Berbasis Musik untuk Sekolah Dasar di Museum Nasional, Jakarta, Senin, 16 Januari 2017.
Hilmar menambahkan, saat ini di Jakarta sudah ada 500 sekolah yang masuk ke dalam program ini. Dan program pendidikan berbasis musik ini sudah termasuk ke dalam program pemanfaatan pendidikan karakter yang digagas oleh Kemendikbud.
Hilmar menegaskan program ini bukan bertujuan membuat anak menjadi ahli musik. Melainkan mengasah karakternya melalui medium musik. Kalaupun mereka menjadi profesional musik, itu adalah bonus bagi mereka.