Kenali Diabetes Tipe Basah dan Kering
- Pixabay/stevepb
VIVA.co.id – Menjadi penyakit kardiovaskular yang paling banyak diderita negara berpenghasilan tinggi, diabetes seakan menjadi momok menakutkan bagi setiap orang. Salah satu selebriti personel project pop, Muhammad Fachroni alias Oon, hari ini 13 januari 2017 meninggal dunia setelah mengidap diabetes tipe II.
Diabetes atau kencing manis memang digolongkan menjadi dua tipe, yaitu tipe kering dan tipe basah.
Sebenarnya tidak ada penggolongan diabetest ini menjadi tipe kering dan basah. Istilah tersebut merupakan istilah yang sering beredar di masyarakat. Namun dalam medis, dibetes ini dikenal dengan diabetes tipe I (bagi diabetes kering) dan tipe II (bagi diabetes basah).
Dilansir WebMD, Diabetes tipe I yang lebih jarang terjadi akibat kerusakan pada pankreas (penghasil insulin). Sedangkan diabetes tipe 2, tipe yang sering terjadi (80%), terjadi akibat berkurangnya produksi insulin atau sel-sel tubuh menjadi kurang peka (resistensi) terhadap insulin
Istilah diabetes kering digunakan bagi penderita Diabetes tanpa luka ataupun infeksi. Istilah tersebut digunakan untuk penderita Diabetes dengan kadar gula darah yang terkontrol, tidak tinggi, sehingga meskipun terjadi luka, luka akan lebih mudah ditangani dan lebih cepat sembuh.
Sedangkan tipe basah digunakan pada penderita diabetes yang memiliki komplikasi berupa luka yang sulit sembuh. Pada penderita yang tidak konsumsi obat, kadar gula darah tidak dikontrol dengan baik dan cenderung selalu tinggi, kemudian mengalami luka, maka luka akan cenderung sulit sembuh dan jika tidak ditangani akan terus berlanjut menjadi lebih parah.
Tidak ada perbedaan bahwa seseorang dikatakan tipe kering dan orang yang lain memiliki tipe yang basah. Terjadinya luka merupakan hal yang wajar pada manusia. Namun, pada penderita Diabetes, terutama yang kadar gula darahnya tinggi dan tidak terkontrol, luka menjadi sulit sembuh.
Luka membutuhkan waktu lebih lama dan perawatan lebih pada orang dengan diabetes, karena luka yang tidak ditangani dengan baik dapat berlanjut menjadi infeksi yang kemudian berlanjut menjadi ganrene atau kematian jaringan. Ini berakibat perlunya tindakan amputasi.
(ren)