Penggunaan Obat Asam Lambung Tingkatkan Risiko Kematian

Dengan adanya edukasi pengenalan warna obat, membuat peluang tertukarnya obat menjadi menurun.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Penyakit asam lambung memungkinkan tubuh mengalami rasa sakit yang cukup berat sehingga butuh segera diobati. Namun, studi terbaru mengungkapkan, bahwa pengobatan yang berfungsi menekan produksi asam lambung, dapat meningkatkan risiko komplikasi hingga kematian.

Studi tersebut dilakukan pada pasien-pasien yang mengosumsi obat penekan produksi asam lambung. Hasilnya, mereka terdeteksi lima kali lebih berisiko meninggal akibat infeksi bakteri clostridium difficile, dibandingkan pasien yang tidak mengonsumsi obat tersebut.

"Studi sebelumnya mengaitkan penggunaan obat penekan asam lambung dengan risiko terinfeksi bakteri C. Difficile, tapi studi terbaru ini menemukan kaitan antara penggunaan antacids dan kenaikan risiko kematian," ujar penulis studi, dr. Edith R. Lederman, dikutip dari Fox News Health.

Menurut studi itu juga, penggunaan obat penekan asam lambung berkaitan dengan meningkatnya risiko komplikasi lain yang mengacu pada perawatan Intensive Care Unit (ICU), bedah, atau kelainan pada usus besar.

"Asam lambung yang seimbang sangat penting untuk menjadi alat pencegahan paling pertama terhadap patogen. Asam lambung ini mampu membunuhnya sehingga butuh perencanaan yang matang bagi dokter dan juga pasien untuk penggunaan obat penekan asam lambung," ucapnya melanjutkan.

Produksi asam lambung yang seimbang ini tercatat sangat ampuh untuk membunuh bakteri, khususnya bakteri C. Difficile. Namun, jika kondisi asam pada lambung lebih condong ke arah basa, yang artinya keasaman telah memudar, bakteri akan mampu melewatinya dan berjalan dengan mudah menuju usus serta parahnya lagi memicu infeksi yang mematikan.

Oleh sebab itu, perlu dicatat, obat-obatan penekan asam lambung mungkin saja menjadi penghambat fungsi normal asam lambung untuk melindungi tubuh dari segala penyakit yang menyerang.

(mus)