Dampak Buruk Menuntut Anak Dapat Nilai Bagus di Sekolah

Ibu dan anak.
Sumber :
  • Pixabay/ Eelementus

VIVA.co.id – Jika ingin buah hati Anda sukses saat dewasa, sebaiknya jangan pernah menuntutnya mendapat nilai bagus di sekolah, ungkap sebuah penelitian. Para ahli mengatakan bahwa orangtua tidak boleh terobsesi terhadap nilai dan kegiatan ekstrakurikuler anak saat usia sekolah.

Tapi, menurut penelitian, jika dorongan itu agar anak bisa mengasah keterampilan sosial dan kebaikannya, mendorong anak berkegiatan ekstrakurikuler dapat membantunya pandai beradaptasi dan sukses di kehidupannya.

"Saat orangtua hanya menekankan pencapaian anak lebih dari belas kasihan dan ketulusan selama masa pertumbuhannya, mereka akan menunjukkan benih stres dan kesehatan yang memburuk, yang bisa terlihat seusia anak kelas enam," ujar peneliti Suniya Luthar, seorang profesor di Arizona State University, Amerika Serikat.

Luthar menambahkan, untuk mengembangkan kemampuan akademik dan kesejahteraan selama masa kritis anak menuju usia dewasa, dari penelitian tersebut mengungkapkan agar orangtua harus menekankan pada kebaikan dan rasa hormat pada orang lain dibandingkan nilai akademis dan kegiatan ekstrakurikuler.

Dikutip laman Times of India, penelitian tersebut memfokuskan pada bagaimana persepsi orangtua terhadapi nilai di antara 506 siswa kelas enam dari komunitas kaya.

Anak-anak kemudian diminta untuk membuat urutan tiga teratas dari enam hal yang paling dihargai orangtua mereka.

Tiga nilai tersebut adalah kesuksesan personal seperti nilai bagus dan karier sukses, dan tiga nilai lainnya adalah mengenai kebaikan dan ketulusan kepada orang lain.

Para peneliti kemudian menganalisa pola yang mendasari skor dari persepsi anak-anak akan penekanan prestasi dari orangtua mereka. Penilaian tersebut relatif dari kebaikan anak hingga hal lainnya.

Pola ini penekanan prestasi yang dipersepsikan orangtua ini kemudian dibandingkan dengan kinerja anak di sekolah dan tindakan mereka yang diukur dengan rata-rata nilai dan prilaku di kelas.

Hasilnya menunjukkan bahwa persepsi ibu dan ayah terhadap prestasi dengan kebaikan interpersonal berperan penting dalam menentukan kemampuan adaptasi anak dan kinerja akademisnya, begitu pula dengan kritik orang tua.

 

(ren)