Peneliti Temukan Cara Kerja Virus Zika Rusak Janin Ibu Hamil
- REUTERS/Mike Segar
VIVA.co.id – Sebuah laporan baru dari pekerja kesehatan federal mengungkapkan virus zika dapat mereplika dirinya hingga ribuan kali di dalam plasenta ibu hamil dan otak janin.
Hal ini menjelaskan kenapa virus ini menimbulkan lebih banyak komplikasi kesehatan dari sekadar kecacatan lahir (mikrosefalus) yang selama ini sudah banyak diketahui.
Dilansir laman TIME, sejumlah ilmuwan di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat melakukan pengujian pada jaringan dari 52 wanita dan bayi yang diduga terinfeksi zika.
Pengujian ini juga meliputi contoh jaringan otak delapan bayi dari Brasil atau Kolombia yang lahir dengan mikrosefalus dan meninggal dunia.
Para peneliti juga menguji jaringan plasenta dari 22 wanita yang pernah keguguran, kelahiran mati, aborsi, atau kelahiran mikrosefalus. Selain itu, mereka juga menguji 22 wanita lainnya yang melahirkan bayi sehat.
Mayoritas wanita yang ikut dalam penelitian ini merupakan warga Amerika yang pernah mengunjungi tempat di mana zika menyebar saat mereka hamil.
Para peneliti kemudian menemukan bahwa keberadaan materi genetik zika seribu kali lebih tinggi ada di otak janin dibandingkan di dalam plasenta ibu. Virus itu juga terus menerus berlipat ganda dalam jaringan tersebut tujuh bulan setelah terinfeksi.
Kemampuan virus ini untuk bertahan hingga lebih dari setengah tahun menjelaskan kenapa beberapa bayi yang meskipun tidak lahir dengan mikrosefalus mulai mengalami masalah perkembangan seiring waktu berjalan.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa zika dapat terus berkembang biak di dalam otak bayi setelah lahir dan virus ini dapat bertahan dalam plasenta selama berbulan-bulan, lebih lama dari yang kami perkirakan," kata Julu Bhatnagar, ketua tim patologi di CDC’s Infectious Diseases Pathology Branch.
Selama virus zika mewabah, pemerintah dan peneliti akademis terus bekerja menemukan jawaban bagaimana virus ini tumbuh dan kapan virus ini berpeluang besar menyebabkan masalah pertumbuhan pada bayi.