Upaya Kemenkes Turunkan Angka Permasalahan Gizi
- Pixabay/Ben_Kerckx
VIVA.co.id – Kasus kurang gizi di Indonesia memiliki angka yang cukup tinggi. Permasalahan tersebut berakar pada tingkat kemiskinan serta kewaspadaan masyarakat.
Terdapat dua program pemerintah untuk mengatasi angka kurang gizi di Indonesia yaitu intervensi gizi spesifik dan sensitif.
"Intervensi gizi spesifik mencakup ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita, usia sekolah, remaja dan usia produktif serta lansia," ujar Direktorat Masyarakat Kemenkes, R. Giri Wurjandaru di kawasan Kuningan, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, usia remaja merupakan usia yang krusial untuk diberikan paparan akan konsep gizi baik, kesehatan reproduksi serta suplementasi zat besi. Agar saat menjalani masa kehamilan, memiliki kebutuhan yang kuat untuk si ibu dan calon bayinya.
Terlebih, program yang cerdas juga harus dipaparkan terkait ibu menyusui. Di mana, dengan menjelaskan manfaat ASI eksklusif, maka pemberian kebutuhan bayi dan balita sejak seribu hari pertamanya, bisa tercapai.
"Semuanya saling berkaitan satu sama lain. Itu pentingnya memberikan kebutuhan nutrisi sejak dini," lanjutnya.
Kemudian, untuk intervensi gizi yang selanjutnya disebut sensitif. Penanganannya mencakup ketahanan pangan dan gizi, jaminan kesehatan, sanitasi, remaja dan perempuan, keluarga berencana, pendidikan gizi serta penanggulangan kemiskinan.