Sunat pada Bayi Perempuan, Perlukah?
- Pixabay/Pexel
VIVA.co.id – Sunat diyakini memiliki banyak manfaat, khususnya bagi kesehatan kaum pria. Namun, bagaimana dengan sunat pada kaum wanita?
Sunat dilakukan, selain untuk memenuhi kewajiban agama, diyakini bermanfaat untuk kesehatan. Ternyata, sunat pada bayi perempuan turut menghadirkan manfaat yang baik bagi kesehatannya.
"Sebaiknya, sunat untuk bayi perempuan, karena memiliki manfaat. Tapi memang, manfaat medisnya tidak sebanyak manfaat pada sunat kaum lelaki," ujar spesialis bedah, dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS., di kawasan Tebet, beberapa waktu lalu.
Menurut dokter yang mendirikan Rumah Sunatan itu, pada organ intim perempuan, terdapat selaput pada klitoris, atau lubang untuk buang air kecil. Maka, selaput tersebut yang dibuka, untuk akhirnya disebut sunat pada kaum wanita.
"Jadi, sebenarnya, sunat pada perempuan itu bukan dipotong seperti laki-laki, tapi selaput pada klitoris dibuka untuk memudahkannya dibersihkan," tuturnya.
Dengan memudahkannya untuk dibersihkan, maka kotoran yang ada di organ intim wanita, tidak akan menempel dan menumpuk. Selain itu, kotoran yang hilang, akan mencegah timbulnya rasa gatal yang menganggu. Lalu, kapan waktu yang tepat untuk menyunat kaum wanita?
"Perempuan sebaiknya bayi, karena faktor psikis. Atau sekalian, setelah lahir," kata dia.
(asp)