Jangan Hindari Penderita HIV AIDS

Ilustrasi.
Sumber :
  • REUTERS/Nacho Doce

VIVA.co.id – Tanggal 1 Desember selalu diperingati setiap tahunnya sebagai Hari AIDS sedunia. Peringatan ini telah berjalan sejak tahun 1988. Pernah menjadi penyakit yang paling ditakuti, kini tidak seharusnya kita mengabaikan para ODHA (Orang dengan HIV/AIDS).

Sesuai dengan tema Peringatan Hari AIDS Sedunia tahun 2016, prevent, test dan treatment, ini adalah kesempatan untuk menarik kepedulian, menunjukkan solidaritas terhadap ODHA. Karena stigma dan diskriminasi terus menjadi hambatan bagi populasi yang berisiko tinggi terinfeksi HIV, dan hal ini perlu untuk diubah demi tercapainya dunia tanpa AIDS.

"Pengendalian virus adalah indikator kunci bagi dampak pengobatan dan efektivitas program pengendalian, selain mendukung deteksi resistensi obat. Penting untuk memerangi resistensi antimikroba (AMR), yang merupakan tantangan bagi kesehatan masyarakat," kata Dr Poonam Khetrapal Singh WHO Regional Director for South-East Asia, dalam rilis yang diterima redaksi VIVA.co.id, 1 Desember 2016.

Seperti disampaikan Poonam, akses terhadap pengukuran rutin kadar virus masih merupakan tantangan bagi kebanyakan negara di kawasan Asia Tenggara, kecuali Thailand. Penyediaan pelayanan HIV sebagai bagian dari universal health-care terbukti memberi hasil seperti kita lihat di Thailand, yang telah berhasil melakukan eliminasi penularan HIV dan sifilis dari ibu ke anak, Juni 2016.

Sebagai bagian dari Sustainable Development Goal 3.3, melalui upaya tercapainya target 90-90-90 di tahun 2020; yaitu mengidentifikasi 90 persen mereka yang terinfeksi HIV, memungkinkan pengobatan bagi 90 persen dari mereka, dan mereka yang diobati 90 persen diantaranya berhasil selamat dari berbagai dampak HIV di tubuh mereka. Selain memungkinkan orang dengan HIV hidup lebih lama dan sehat, ini juga memutuskan tali penularan, sehingga memperkecil jumlah yang terinfeksi.

Karena hanya satu dari dua orang yang memiliki HIV tahu bahwa mereka memilikinya, dan mereka yang telah tahu hanya separuh menjalani pengobatan. Aksi proaktif dan kuat, didukung keinginan politis, disertai pendanaan inovatif dan berkelanjutan, akan memungkinkan berkelanjutannya percepatan respon HIV nasional yang menentukan tercapainya generasi bebas, dan dunia bebas dari AIDS. 

(ren)