Imunisasi HPV ke Anak SD Dijamin Tak Sebabkan Menopause Dini

Ilustrasi vaksin.
Sumber :
  • Pixabay/Ann_San

VIVA.co.id – Santer beredar kabar melalui pesan singkat tentang bahaya vaksin HPV atau Human Pamillomavirus yang diberikan pada siswa kelas lima dan enam sekolah dasar dan sederajat bisa menyebabkan Premature Ovarian Failure (POF) atau menopause dini.

Pesan singkat yang beredar luas ini juga ramai diunggah di media sosial oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Padahal, imunisasi tersebut diketahui bertujuan menekan angka kanker serviks atau kanker leher rahim, yang telah dibuktikan selama 14 tahun penggunaan vaksin ini negara-negara lain di dunia.

Mahalnya harga vaksin ini, sekitar Rp750 ribu hingga jutaan, membuat tidak semua negara mampu membelinya. Hanya negara tertentu yang bisa membeli.

Yang terjadi saat ini, pemerintah Indonesia sedang berusaha mendapat bantuan dari Gavi (Global Alliance for Vaccines and Immunization) untuk bisa memberikan vaksin ini secara cuma-cuma pada anak kelas lima dan enam sekolah dasar, menyelamatkan mereka, menekan angka kanker serviks atau leher rahim.

Kunjungan Gavi ke Indonesia hari ini sendiri untuk melihat Indonesia sebagai negara yang akan mendapat bantuan mereka jika pemberian vaksin di Jakarta ini sukses, maka akan dilanjutkan ke kota Yogyakarta dengan bantuan dari Gavi.

"Dan karena vaksin ini mahal, dana bantuan Gavi terbatas, untuk membeli vaksin ini harus persetujuan DPR, itu harus ada bukti ilmiah dan efektif. Daerah yang siap DKI dan Yogyakarta," kata Elizabeth Jane Soepardi, Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, di Kantor Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, 28 November 2016.

Ribut-ribut soal efek dari Imunisasi HPV, padahal Indonesia sendiri belum pernah menggunakan Imunisasi ini dinilai oleh Jane sebagai hal yang lucu, karena bahkan di dunia, banyak negara mengantre bantuan Gavi untuk mendapatkannya.

"Negara yang minta, antre ke Gavi untuk dibantu HPV panjang. Indonesia berhasil termasuk yang dikasih meski sedikit. Karena kita membuktikan infrastruktur siap, dan ada permintaan dari masyarakat. Kalau sekarang dia datang dengar bukannya butuh tapi menolak, dia bisa pindahkan ke negara lain. Yang rugi siapa," kata Jane menjelaskan.

Tentang kabar beredar bahwa imunisasi ini menyebabkan menopause dini, Jane menegaskan kembali  hal itu tidak terbukti, dan yang ikut menyebarkan berita tidak benar tersebut bisa dikenai undang-undang ITE.

"Yang menopause dini apabila dia di bawah 40 tahun itu masuk menopause dini. Menurut data yang ada, tidak ada bukti bahwa menopause dini terjadi karena HPV. Tidak ada," ujarnya.

Lebih lanjut Jane mengatakan, "Indonesia belum pakai, yang ada itu negara-negara yang sudah 14 tahun pakai, dan data itu tidak ada yang ditemukan menopause dini. Di Indonesia siapa yang mengarang itu, enggak ada itu."

(ren)