Alat Glukometer, Ubah Gaya Hidup Pasien Diabetes

Cek Diabetes di Klinik Diabetes Care di Jakarta.
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta

VIVA.co.id – Di Indonesia, Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) menunjukkan bahwa penderita Diabetes Melitus (DM) diperkirakan akan naik menjadi 11,9 juta di tahun 2030.

Masyarakat cenderung abai pada kondisi kesehatannya. Misalnya pada gejala awal DM yang seharusnya dapat diatasi sejak dini. Namun, tanpa upaya pencegahan dan pengendalian serius terhadap DM sehingga kondisi berkembang lebih serius sehingga berdampak pada peningkatan penderita DM.

Di Inggris, Lembaga NICE (National Institute for Clinical Excellence) merekomendasikan agar pasien DM diberikan alat glukometer, di mana sebagai langkah untuk memantau kadar gula darah sendiri (Self-Monitoring Blood Glucose, SMBG) secara rutin setiap hari. Dengan memeriksa dan mengetahui kadar gula sendiri, maka pasien DM dapat mengendalikan asupan makanan dan keluaran kalori melalui kegiatan olahraga serta mematuhi terapi (baik oral maupun suntikan).

Oleh sebab itu, sebuah studi terkait pentingnya SMBG pada pasien DM, dilakukan untuk melihat keefektifan pasien dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya selama mengidap DM. Studi yang dilakukan oleh Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Universitas Indonesia ini, dilakukan pada pasien DM tipe dua yang mengikuti Prolanis (program pengendalian penyakit kronis) di delapan Puskesmas di wilayah Jakarta Timur.

Dari jumlah tersebut sebnayak 120 orang diperiksa kadar Hemoglobin A1c dalam darah. Selanjutnya, dimulai terapi dengan insulin dan diberikan SMBG terhadap pasien DM. Di bawah pengawasan dokter ahli endokrin, dr Teddy Ervano, SpPD, K-EMD, 120 pasien tersebut diberikan penyuluhan dan pendampingan dalam melakukan SMBG, seperti dikutip dari rilis yang diterima oleh VIVA.co.id pada Selasa, 22 November 2016.

Konsumsi kalori, gula darah, dan kegiatan olahraga yang dilakukan oleh ke 120 pasien tersebut dipantau selama 24 minggu. Pada minggu ke 12 dan ke 24 dilakukan pemeriksaan HbA1c sebagai prediktor terjadinya komplikasi.

Berdasarkan riset tersebut, studi ini menunjukkan bahwa peran SMBG sebagai komplemen terapi insulin efektif menurunkan kadar Hemoglobin A1c. Sehingga SMGB mampu mencegah komplikasi DM tipe dua.