Cegah Kanker Payudara, Wanita Usia 35 Wajib Jalani Mamografi
- REUTERS/Jumana El Heloueh
VIVA.co.id – Selain kanker serviks, kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang cukup menakutkan bagi kaum hawa.
Saat seseorang menderita kanker, sel kanker akan tumbuh dan menyerang jaringan payudara Anda. Bahkan biasanya, wanita yang mengalami kanker payudara akan menunjukkan gejala, misalnya pada saluran payudara keluar air susu, lobulus (pabrik penghasil air susu), bersama jaringan penunjang lainnya seperti jaringan lemak.
Gaya hidup, hormonal, dan faktor lingkungan memang dicurigai sebagai penyebab dari kanker ini. Namun, tidak semua orang dengan gaya hidup yang hampir sama juga memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Untuk mencegahnya, perlu dilakukan deteksi dini dengan mamografi.
"Kegiatan deteksi dini kanker payudara dengan pemeriksaan mamografi merupakan salah satu upaya promotif dan preventif yang tengah digalakkan Kementerian Kesehatan sebagai upaya menurunkan insiden kanker payudara. Program promotif dilakukan dengan terus melanjutkan sosialisasi Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari)," ujar Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan, dr. Lily S. Sulistyowati, MM, dalam rilis yang diterima VIVA.co.id pada Senin, 21 November 2016.
Sehingga, pada rangkaian peringatan hari Kesehatan Nasional pekan lalu, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), dengan dukungan PT Roche Indonesia dan Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), menyediakan mamografi gratis pada tanggal 18-19 November 2016 di JI Expo, Kemayoran untuk melayani masyarakat yang ingin melakukan deteksi dini kanker payudara.
Program deteksi dini ini sudah dilakukan sejak tahun 2007. Sampai pertengahan tahun 2016 sudah 1,5 juta wanita usia 30-50 tahun yang diperiksa. Dari jumlah itu, ditemukan kelainan benjolan payudara sebesar 0,2 persen atau 3.541 kasus. Angka 1,5 juta masih sangat jauh dari target yaitu seluruh perempuan usia 30-50 tahun di Indonesia yang jumlahnya diperkirakan mencapai 37,5 juta.
Mengenai fasilitas mobil mamografi YKPI, terdiri dari dua ruangan yaitu ruangan untuk konsultasi dan pemeriksaan payudara oleh dokter atau Clinical Breast Examination (CBE). Petugas terdiri dari dokter dan radiografter yang harus seorang perempuan. Untuk setiap kelainan benjolan yang ditemukan dan dicurigai ganas, dokter akan menghubungi pasien untuk kemudian mendapatkan pendampingan dari YKPI untuk penanganan lebih lanjut.
Berdasarkan data dari unit mobil mamografi milik YKPI tahun 2015, dari jumlah 3427 pasien yang diperiksa, yang terdeteksi memiliki tumor jinak sebanyak 428 orang dan ada 47 orang yang dicurigai memiliki kanker ganas.
Oleh sebab itu, menurut dr. Hardina Sabrida MARS dari RS Kanker Dharmais yang bertugas di mobil mamografi YKPI, mamografi dianjurkan dilakukan pada semua wanita berusia di atas 35 tahun dan tidak sedang hamil. Hal ini, bertujuan sebagai langkah promotif dan preventif kasus kanker payudara di Indonesia.