Tekan Angka Kematian Ibu, Tangerang Terapkan Program EMAS
- Pixabay/ ekseaborn0
VIVA.co.id – Angka kematian ibu melahirkan di Indonesia masih tinggi. Diketahui, Kabupaten Tangerang, merupakan daerah penyumbang tertinggi kematian ibu (karena persalinan) dan bayi baru lahir di Banten.
Tahun 2015, jumlah kematian ibu mencapai 52 dan 334 kematian bayi. Sedangkan tahun 2016 (hingga September) tercatat 48 kematian ibu dan 209 kematian bayi.
“Tingginya kasus kematian ibu dan bayi, sangat meresahkan. Apalagi Kabupaten Tangerang adalah daerah urban. Kami terus berupaya melakukan terobosan untuk menekannya, termasuk menaikkan anggaran hingga Rp3,4 miliar,” kata Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, Rabu, 16 November 2016.
Dalam upaya menekan kasus kematian ibu dan bayi, sejak 2014 Kabupaten Tangerang mendapat pendampingan dari Program EMAS (Expanding Maternal and Neonatal Survival), sebuah program penyelamatan ibu melahirkan dan bayi baru lahir dari Kementrian Kesehatan RI yang didanai USAID.
Program ini dilaksanakan di 30 kabupaten kota di Indonesia, yang konsentrasi pada peningkatan kualitas pelayanan maternal dan neonatal serta menguatkan sistem rujukan gawat darurat maternal dan neonatal.
Terkait hal tersebut, pemerintah kota Tangerang juga meningkatkan kapasitas bidan dan Puskesmas dalam melayani persalinan, juga menerbitkan Peraturan Bupati Nomor 128 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelayanan Rujukan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal di Kabupaten Tangerang.
Saat ini, dari 44 Puskesmas yang ada, 33 diantaranya sudah mampu melayani persalinan dan ditetapkan sebagai Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri Neonatus Esensial Dasar ). Tahun depan, seluruh Puskesmas di kabupaten ini ditargetkan mampu memberikan pelayanan PONED.