Menkes Ingatkan Lagi Ancaman Stroke di Usia Muda

Ilustrasi stroke.
Sumber :
  • Pixabay/ Geralt

VIVA.co.id – Stroke kini menjadi penyakit yang ditakutkan banyak orang. Bahkan penyakit tersebut belakangan ini bukan hanya menyerang kaum lanjut usia. Tidak sedikit warga yang masih berusia muda saat ini juga dihantui serangan stroke.

Memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-52 tahun 2016, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek pun kembali mengingatkan ancaman penyakit yang tidak menular ini.

Stroke adalah suatu gangguan fungsi otak yang terjadi secara mendadak, disebabkan semata-mata oleh gangguan pembuluh darah di otak, dan dapat mengakibatkan kematian. Umumnya stroke ditandai dengan timbulnya gangguan saraf (defisit neurologis) fokal atau global, yang berlangsung lebih dari 24 jam.

Dalam sambutannya pada peringatan HKN, Nila juga menerangkan bahwa tantangan pembangunan kesehatan Indonesia saat ini adalah masalah kesehatan triple burden yaitu penyakit infeksi, penyakit tidak menular dan penyakit yang seharusnya sudah teratasi namun muncul kembali.

Terlebih, dari data Global Burden of Disease 2010 dan Health Sector Review 2014 menyebutkan bahwa kematian yang diakibatkan oleh penyakit tidak menular (PTM) yaitu stroke menduduki peringkat pertama. Hal ini, ditengarai karena perubahan gaya hidup masyarakat yang mengalami pergeseran.

"Ini ancaman bagi bangsa kita. Usia produktif dengan jumlah besar yang seharusnya memberikan kontribusi pada pembangunan, justru akan terancam apabila derajat kesehatannya terganggu oleh PTM dan perilaku hidup yang tidak sehat," ujar Nila, Senin, 14 November 2016 di Gedung Kementrian Kesehatan, Kuningan, Jakarta Selatan.

Ditambahkannya, pencegahan penyakit menular maupun tidak menular, sangat tergantung pada perilaku individu yang didukung dengan kualitas lingkungan, ketersediaan sarana dan prasarana, peningkatan pelayanan kesehatan, menciptakan sumber daya kesehatan yang berkualitas serta dukungan regulasi. Pentingnya perubahan pola hidup masyarakat ke arah yang lebih sehat, mendasari program prioritas pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019.

"Upaya mengurangi beban anggaran harus sejalan dengan perubahan paradigma bahkan perilaku masyarakat untuk lebih berparadigma sehat dan menerapkan pola hidup sehat," tutur Nila lagi.

(ren)