Kebutuhan Gizi PadaTahap Kehidupan, Berawal dari Kandungan

event '150 Years Nestle Story',
Sumber :
  • VIVA.co.id/Boby Agung Prasetyo

VIVA.co.id – Dalam setiap tahap kehidupan, mulai dari janin hingga nanti dewasa tua, manusia memiliki kadar kebutuhannya tersendiri ketika berbicara soal asupan gizi. Melalui event '150 Years Nestle Story', Nestle Indonesia berusaha mengajak para keluarga yang berkunjung untuk menjelajahi sejumlah wahana interaktif. Hal ini dilakukan demi mengedukasi, betapa pentingnya mengetahui gizi yang tepat untuk tahapan umur tertentu.

Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Fiastuti Witjaksono, turut menekankan bagaimana gizi dan pola hidup sehat penting untuk diperhatikan sejak usia dini hingga dewasa.

"Gizi merupakan elemen vital yang menentukan kesehatan seseorang, bahkan sejak masih berada di dalam kandungan. Namun, seiring bertambahnya usia, kebutuhan gizi seseorang juga akan berubah," kata Fias, di White Elephant Restaurant, Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Sabtu, 12 November 2016.

Lebih lanjut, Dokter Spesialis Gizi Klinik Departmen Ilmu Gizi FKUI RSCM dan juga RS MRCCC Siloam Semanggi tersebut mengatakan bahwa ada banyak poin yang mampu memengaruhi pertumbuhan, salah satunya asupan energi. Di samping itu, aktivitas fisik seperti olahraga turut menjadi kunci keseimbangan hidup.

"Beragam faktor menjadi penentu seperti asupan energi, protein, komposisi lemak, vitamin dan mineral tertentu. Tidak hanya zat gizi, untuk memastikan pola hidup sehat, kita juga perlu memperhatikan aspek lain seperti aktivitas fisik yang rutin, tingkat stres, serta work-life balance, ujar Fias, memaparkan.

Bila asupan gizi diabaikan, maka sejumlah masalah akan menghampiri pertumbuhan manusia tersebut, mulai dari ketahanan tubuh yang lemah, tinggi badan tidak maksimal, hingga problematika serius lainnya seperti malnutrisi dan obesitas.

" Dua hal tersebut khususnya (malnutrisi dan obesitas), masih menjadi momok yang menakutkan bagi kesehatan masyarakat Indonesia. Kita masih memiliki pemikiran bahwa kalau makan, hanya ingin kenyang saja. Tapi, asupan gizi dalam makanannya sendiri malah tak diperhatikan," kata Fias.