Studi: Memikirkan Kematian Bisa Membuat Sukses
- Pixabay
VIVA.co.id – Sebuah penelitian yang dilakukan pada sebuah regu basket menemukan bahwa para pemain basket di regu tersebut bermain lebih baik jika mereka memikirkan tentang kematian sebelum bertanding.
Para peneliti mengatakan bahwa hasil penelitian mereka mengindikasikan bahwa pemikiran tentang kematian dapat digunakan sebagai motivator yang kuat. Bukan hanya untuk olahraga saja tapi juga bagi aktivitas yang berkaitan dengan performa lainnya.
Seperti dilansir Telegraph, penelitian yang dipublikasikan di Journal of Sport and Exercise Psychology, mencari tahu bagaimana efek dari Teori Manajemen Teror.
"Teori manajemen teror membicarakan mengenai bagaimana memperoleh kepercayaan diri. Setiap orang memiliki hal-hal yang mereka pegang teguh sebagai warisan dan simbol kekekalan," ujar rekan peneliti Uri Lifshin dari University of Arizona.
Lifshin melanjutkan, alam bawah sadar kita akan mencoba mencari cara bagaimana mengalahkan kematian, menjadikan kematian bukan suatu masalah, dan hasilnya adalah kepercayaan diri.
Percaya diri membuat Anda merasa menjadi bagian dari suatu yang besar, bahwa Anda punya peluang untuk kekal, punya makna, dan bukan manusia tanpa arti.
Pada satu eksperimen, para peneliti meminta sejumlah pemain basket melengkapi satu dari dua kuisioner sebelum bermain pertandingan one on one. Salah satu pertanyaan kuisioner adalah bagaimana perasaan mereka tentang kematian, dan pertanyaan lainnya mengenai bagaimana perasaan mereka tentang permainan basket.
Hasilnya, mereka yang melengkapi kuisioner 'kematian' menunjukkan peningkatan performa sebanyak 40 persen.
Pada eksperimen lainnya, para partisipan diinstruksikan untuk melakukan tantangan memasukkan bola selama satu menit yang diberikan peneliti yang menggunakan kaus bergambar tengkorak atau simbol kematian lainnya. Kaus ini hanya diperlihatkan pada sebagian partisipan saja.
Hasilnya, mereka yang melihat kaus 'kematian' itu memiliki performa 30 persen lebih baik dibandingkan mereka yang tidak melihat.
Rekan peneliti Colin Zestcott mengatakan, di luar olahraga, penelitian ini memiliki implikasi pada tugas-tugas yang membutuhkan performa, seperti pekerjaan profesional.