Lima Fakta Radang Tenggorok yang Perlu Anda Tahu

Ilustrasi sakit tenggorokan.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Perubahan cuaca, suhu, alergi, gejala influenza, asap rokok seringkali menjadi pemicu terjadinya radang tenggorok, yang biasa disebut masyarakat dengan istilah radang tenggorokan.

Penyakit ini seringkali dialami, sehingga bagi mereka yang sudah sering terkena radang tenggorok, gejala awal radang seringkali sudah langsung diketahui. Dengan gejala awal rasa tidak nyaman pada tenggorok.

Meski sering dialami, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui penyakit ini bisa berujung komplikasi hingga infeksi kronis jika tidak ditangani dengan baik.

Ketua Divisi Laring Faring, Departemen THT FKUI/RSCM, dr. Syahrial M.Hutauruk, SpTHT -KL(K) – dalam media workshop Sore Throat Will Not Slow Me Down, di Jakarta Selatan, 1 November 2016 – membagikan beberapa informasi penting seputar penyakit ini.

Bukan radang tenggorokan

Masyarakat umum kerap menyebut penyakit ini dengan radang tenggorokan. Padahal, sebenarnya istilah yang benar adalah radang tenggorok.

"Sakit tenggorok yang benar, karena tidak diakhiri -an, dan nama organnya adalah tenggorok. Kalau tenggorokan, berarti paru-paru menjadi paru-paruan,"kata Syahrial di Kebayoran, Jakarta Selatan.

Sering terjadi pada anak

Tenggorok dan sekitarnya bisa dibilang sebagai penyaring terjadinya infeksi di bagian lebih dalam. Karena dia pintu masuk makanan, minuman, udara yang dihirup, kalau mengandung zat-zat atau organisme patogen atau tidak diinginkan tubuh akan disaring di sini.

"Akan bekerja efektif pada usia anak. Setelah lima atau tujuh tahun, dia bukan penyaring utama lagi. Bagian lain yang bekerja, seperti kelenjar getah bening, sumsum tulang."

Penyakit ketiga terbanyak di Indonesia

Radang tenggorok adalah penyakit biasa, dan sering dijumpai."Di Indonesia merupakan penyakit tergolong tiga penyakit terbanyak yang ditemui dalam praktek sehari-hari, selain jantung dan kanker."

Disebabkan infeksi

Meski penyakit ini juga bisa disebabkan oleh infeksi, iritasi dan alergi, namun hampir 80 persennya disebabkan oleh infeksi. "Hampir 80 persen oleh infeksi baik kuman, bakteri, jamur."

Bersifat kronik dan akut

Penyakit ini bisa bersifat akut atau mendadak dan kronik atau lama dan berulang. Serangan radang tenggorok akut ditandai gejala nyeri pada tenggorok, nyeri saat menelan, demam, sakit kepala, badan lemas, kadang disertai batuk dan pilek.

Pada pasien kronik, biasanya hanya mengeluh tenggorok tidak nyaman, terasa kering, rasa mengganjal saat menelan dan nafas berbau tak sedap, dan pada kondisi kronik seringkali terjadi serangan akut berulang.

 

(ren)