Ilmuwan Ungkap Khasiat Cuka Sebagai Obat
- Istimewa/Vegan Kitchen
VIVA.co.id – Cuka yang selama ini digunakan sebagai pelengkap rasa makanan, kini tengah diuji untuk mengetahui kegunaannya sebagai obat untuk luka sengatan ubur-ubur hingga penyakit jantung.
Bahkan, dalam penelitian yang baru menyebutkan, cuka juga bisa menjadi alternatif antibiotik dan obat diabetes. Dilansir Daily Mail, cuka memang telah lama dianggap sebagai bahan pengobatan yang baik. Pada tahun 400 SM, Hippocrates sudah menggunakan cuka sebagai obat minum untuk meredakan demam. Dan sekarang, sejumlah ilmuwan tengah menguji pengobatan bersejarah ini lebih dalam lagi.
Bulan lalu, sebuah laporan yang ada dalam jurnal Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety menyatakan, bahwa cuka mengandung campuran zat kimia yang dapat melawan infeksi bakteri, mengurangi kadar lemak jahat dan gula dalam darah dan bahkan dapat melawan kanker.
Cuka juga mengandung asam alami yang disebut dengan polifenol dan zat kimia berwarna cokelat yang disebut melanoidins yang dapat membunuh bakteri jahat. Dua kandungan kimia ini merupakan antioksidan yang dapat melindungi kita dari penyakit jantung, peradangan, dan kanker.
Asam asetat dalam cuka juga penting karena menurut laporan dari teknologi makanan di Huazhong Agricultural University, China, kandungan ini dapat membantu tubuh kita mengatur kadar lemak dan gula dalam darah.
Para peneliti mengatakan bahwa penelitian laboratorium sebelumnya menunjukkan bahwa cuka Asia yang dibuat dari beras dan biji-bijian lainnya dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.
Sementara itu, tim peneliti di Birmingham University telah berhasil menguji asam asetat yang diambil dari cuka gandum yang dipakai di rumah untuk luka bakar serius.
Luka bakar ini seringkali berisiko terinfeksi dan antibiotik tidak lagi ampuh karena tidak mencapai permukaan kulit secara efektif dan resistensi terhadap obat-obatan ini terus meningkat.
Namun, para peneliti yakin asam asetat dapat menghentikan biofilm dari bakter yang memberi makan satu sama lain dan membentuk pertahanan terhadap antibiotik yang terjadi pada luka.
Dan tahun lalu, dalam jurnal PLOS One, Dr Mark Webber dan timnya melaporkan cuka bisa menjadi pengobatan yang murah dan efektif untuk menggantikan antibiotik.
(mus)