Hamil di Usia Muda Berisiko Terkena Stroke

Ilustrasi ibu hamil.
Sumber :
  • Pixabay/Pexels

VIVA.co.id – Menurut sebuah studi terbaru, wanita yang hamil sebelum usia 35 tahun berisiko tinggi mengalami stroke dibandingkan wanita sebaya yang tidak mengandung.

Namun, bagi wanita yang berusia lebih tua, yang berisiko tinggi terkena stroke dibanding wanita usia muda, risiko mereka sama dengan wanita dengan usia sama yang tidak mengandung.

Dikutip dari laman The Sun, studi ini menemukan bahwa wanita hamil berusia 12 hingga 24 tahun memiliki risiko stroke sebesar 15 persen dan wanita hamil berusia 34-35 tahun berisiko stroke sebesar 20 persen.

Namun, pada wanita berusia 35-44, stroke karena kehamilan menyumbang risiko lima persen dan pada wanita berusia 45-55 tahun risikonya 0,5 persen.

Sementara itu, wanita yang berisiko terkena stroke karena kehamilan memiliki faktor risiko vaskular seperti diabetes atau merokok lebih kecil dibandingkan risiko stroke yang tidak berhubungan dengan kehamilan.

Risiko kematian juga lebih rendah pada wanita yang berisiko stroke karena kehamilan, bila dibandingkan dengan stroke yang tidak berkaitan dengan kehamilan.

Hal ini disebabkan oleh kadar hormon selama kehamilan meningkat, sehingga menyebabkan perubahan dalam pembuluh darah dan produksi darah. Selain itu, tekanan darah juga meningkat dan perubahan ini dapat meningkatkan risiko stroke.

Meski demikian, risiko stroke pada wanita muda masih terbilang kecil dan stroke yang disebabkan karena kehamilan dan melahirkan sangat jarang terjadi. Angka stroke yang dipengaruhi selama kehamilan diperkirakan terjadi pada delapan dari 100 ribu wanita.

Temuan ini didapat dari catatan rumah sakit dari admisi stroke di New York, Amerika Serikat dari tahun 2003-2012.

"Dalam sampel kami semua wanita berusia 12-55 tahun yang dirawat di rumah sakit, karena stroke di New York, sejak tahun 2003-2012 adalah wanita muda yang hamil dan setelah melahirkan. Namun, wanita lebih tua lebih berisiko terkena stroke dibandingkan dengan wanita seusia mereka yang tidak hamil," ujar Dr Eliza Miller dari Columbia University. (asp)