Vaksin Cegah DBD Resmi Tersedia di Indonesia

Ilustrasi jarum suntik/ filler
Sumber :
  • Pixabay/jochenpippir

VIVA.co.id – Kabar gembira. Vaksin penangkal demam berdarah dengue (DBD), yang sudah menjadi wabah musiman, kini sudah hadir di tanah air. Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah kasus dengue tertinggi kedua setelah Brasil. Pada tahun 2015, jumlah kasus dengue yang dilaporkan lebih dari 129 ribu dan sebanyak 1.071 kasus berakhir dengan kematian.

Melihat angka demam berdarah dengue (DBD) yang terus meningkat di Indonesia, maka diperlukan langkah pencegahan yang lebih efektif dalam menurunkan angka DBD.

Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes drg. R. Vensya Sitohang, M Epid., hingga hari ini kontrol terhadap merupakan pencegahan utama yang melibatkan masyarakat. Namun, dengan adanya vaksin dengue, maka usaha pencegahan penyakit dengue di Indonesia semakin meningkat.

Vaksin yang diproduksi oleh Sanofi Pasteur ini telah direkomendasikan oleh WHO di negara-negara dengan beban dengue tinggi seperti Indonesia.

Peneliti utama dari studi klinis fase III vaksin dengue di Indonesia Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K) mengungkapkan, dari penelitian yang sudah dilakukan di 10 negara di Asia dan Amerila Latin ditemukan bahwa vaksin dengue memiliki efektivitas yang konsisten dalam mengurangi dengue yang disebabkan oleh keempat serotipe virus dengue.

"Hasilnya 65,6 persen efektif mencegah gejala, 80,8 persen mengurangi kasus rawat inap, dan 92,9 persen mengurangi dengue berat yang sampai mengalami shock," kata Sri saat peluncuran vaksin dengue di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa, 25 Oktober 2016.

Dalam studinya, vaksin ini efektif bagi kelompok usia 9-16 tahun hal ini karena pada anak di bawah usia sembilan tahun, masih belum konsisten dalam penerimaan vaksin ini dalam tubuh mereka.

Sementara itu, Kepala Divisi Vaksin Sanofi Indonesia Joko Murdianto mengatakan kalau vaksin ini sudah tersedia di berbagai klinik dan rumah sakit swasta di Indonesia. Sanofi hanya memiliki satu distributor resmi untuk vaksin ini yakni PT Anugrah Pharmindo Lestari (APL).

Namun, Joko tidak bisa menyebut secara pasti harga vaksin ini karena terkait ketentuan dengan distributor. 

“Harga kami sudah menentukan yang sesuai dengan kondisi Indonesia. Dengan melihat harga vaksin yang diberikan seimbang dengan kelanjutan perusahaan dan kemampuan orang Indonesia,” katanya.