Mayoritas Masyarakat Tak Paham P3K

Ilustrasi Kotak P3K
Sumber :
  • Pixabay/ Peggy_Marco

VIVA.co.id – Kecelakaan bisa dialami oleh siapa saja. Bahkan bisa terjadi di mana saja. Data Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas tahun 2013 bahkan menunjukkan, secara nasional, cedera banyak terjadi di jalan raya, yaitu sebesar 42,8 persen, disusul cedera yang terjadi di rumah 36,5 persen dan sekolah 5,4 persen.

Dan proporsi cedera didominasi luka lecet atau memar, yaitu sebanyak 70,9 persen, dan 23,2 persen luka robek. Dari data inilah, digagas sebuah kampanye digital #SiagaHansaplast, yang menyerukan agar masyarakat selalu siap P3K di mana pun, kapan pun.
 
Kampanye ini dibuat karena dinilai, kesadaran masyarakat untuk mempersiapkan pertolongan pertama pada kecelakaan atau P3K masih rendah, dan kurangnya keterampilan penanganan pertama pada luka.

"Paling sering data dari Riskesdas menunjukkan cedera yang dibawa ke Instalasi Gawat Darurat adalah memar, lecet dan cedera lain. Memar ada yang ringan ada yang berat. Tidak semua harus ke IGD. Paling penting adalah pencegahan," kata Dr. Wishnu Pramudito, dari Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia, dalam Peluncuran kampanye #SiagaHansaplast, di Jakarta, Kamis, 15 September 2016.

"Masalah kita saat ini, IGD kita seperti pasar. Busy hour pada saat pulang kerja. Dan pasiennya terkadang yang buat penuh bukan gawat darurat, tapi cedera yang bisa ditangani di rumah," ujarnya.

Diapun memberikan contoh, jika mengalami pendarahan pada luka, bisa diredam hanya dengan ditekan saja. "Kalau perdarahan ditekan saja, karena sebagian besar bukan pembuluh darah besar. Ditekan sudah bisa berhenti."

Dia juga mengatakan, kasus-kasus di Instalasi Gawat Darurat tidak selalu terkait dengan luka besar atau fatal. "Tidak jarang kami menerima pasien dengan luka tersiram air panas, lecet, atau sekadar cedera memar ringan. Namun sangat disayangkan, karena penanganan pertamanya kurang tepat sehingga menyebabkan infeksi," ujarnya.

Bayu Isnawan, selaku Marketing Manager Hansaplast, PT. Beiersdorf Indonesia, menjelaskan pentingnya P3K dalam penanganan pertama luka ringan.

"Kecelakaan dapat terjadi dimanapun, kapanpun, namun mayoritas masyarakat masih terbiasa mencari perlengkapan P3K setelah mengalami luka, ini perlu mendapat perhatian, karena proses penyembuhan luka kecil dapat terhambat, menimbulkan infeksi serius karena penanganan yang terlambat."

Tidak hanya itu, beberapa masyarakat yang memiliki kotak P3K pun terkadang hanya menjadikan kotak tersebut sebagai syarat 'memiliki,' namun bagaimana cara penggunaan, hingga kapan harus selalu mengecek tanggal kadaluarsa kurang diperhatikan.

"Siap P3K tidak berarti hanya melengkapi kotak penyimpanan. Tapi penting untuk mengenali setiap barang, agar mengetahui cara menggunakannya dengan baik dan benar."

Ia pun memberikan tips, letakkan kotak P3K di area yang terlihat dan mudah dijangkau, serta rutin memeriksa tanggal kadaluarsa. Jangan sampai kotak P3K hanya menjadi aksesoris semata. "Kita juga harus cermat menjaga kualitas kontennya."